Lihat ke Halaman Asli

Choirul Huda

TERVERIFIKASI

Kompasianer sejak 2010

Sosok Pemungut Sampah yang Terlupakan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_150422" align="aligncenter" width="614" caption="Mengayuh dan memungut sampah di sepanjang kali Cideng"][/caption] Dengan hanya bermodalkan sampan yang terbuat dari beberapa bilah bambu, dan sebuah tongkat galah sebagai kayuh sekaligus dijadikan untuk mengambil sampah. Seorang laki-laki paruh baya itu, tidak menghiraukan bau yang menyengat di sepanjang kali yang berwarna hitam dan penuh lumpur. Dalam sebulan belakangan ini, saya menghitung sudah empat kali melihat pemandangan dari Bapak tua pembersih sampah di kali Cideng, Ketapang, Jakarta Pusat. Yang pertama dan kedua, saya hanya dapat menyaksikannya dari kejauhan, tanpa sempat memotret karena sedang berada dalam kendaraan bersama Atasan. Lalu yang ketiga, minggu kemarin, saat saya sendirian berkendara, namun sayangnya tidak membawa kamera sebab sedang dipakai Adik. Hingga, pagi tadi, di sela-sela kemacetan jalan Cideng Timur, menuju ke arah Jalan KH. Mas Mansyur, Tanah Abang. Akhirnya saya dapat juga mengabadikan suatu pemandangan yang sangat menarik, sekaligus penuh inspirasi. Meski belum sempat  mengikutinya langsung untuk berbincang-bincang dengan Bapak tua itu, karena pagi tadi sedang bekerja dan tidak sempat untuk menemuinya langsung. Namun, kalau hari libur tiba, suatu saat saya akan menyambangi beliau dan mencoba untuk mengikutinya langsung di atas sampan itu... Yang sungguh mengesankan dari Bapak Tua, pembersih kali itu adalah setiap saya melewati jalan itu beliau selalu ada. Dengan mengais sampah-sampah plastik atau pun lumpur yang mengambang di bantaran kali Cideng. Bersama kotak stereofom berukuran besar, sampah dan lumpur diangkut untuk dibuang kembali pada tempatnya. Apa yang dikerjakannya memang tampak sepele, terlihat dari acuhnya beberapa pengendara yang jelas-jelas melihat aktifitasnya. Padahal apa yang dilakukan Bapak Tua itu, sesungguhnya sangatlah berguna demi kebaikan masyarakat bersama. Walau hanya sedikit membersihkan kali yang penuh sampah, namun jerih payah dan upayanya sangatlah patut untuk diteladani. Saya sendiri kurang tahu, apa beliau melakukan itu di beri gaji oleh Pemda setempat, atau inisiatif sendiri untuk mencari nafkah. Tetapi apa yang dilakukannya sangatlah bermanfaat dan berguna. Bukan hanya di bantaran kali Cideng saja, melainkan di beberapa kali di daerah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, tempat domisili saya berada. Terkadang kalau saya lewat suatu jalan, banyak sekali sosok yang membersihkan kali dengan sebuah sampan, yaitu di kali Angke, Kapuk, Pintu Air, Kota, Gajah Mada, dan banyak tempat lagi. Andai, seluruh masyarakat berinisiatif seperti mereka, terutama perhatian langsung dan peran dari Pemda. Bukan tidak mungkin, di saat hujan turun deras, Jakarta tidak akan kebanjiran. Apalagi menjelang bulan Januari, yang biasanya curah hujan meningkat. Apa yang dilakukan oleh beberapa orang yang membersihkan sampah, walau hanya menggunakan peralatan tradisional seadanya, setidaknya dapat membantu program Pemerintah tentang mengatasi banjir. Dan, berharap apa yang dilakukan mereka itu, mendapat perhatian langsung dari Pemerintah agar kehidupannya pun menjadi layak.

*   *   *

[caption id="attachment_150423" align="aligncenter" width="614" caption="Tampak dari kejauhan, tepat di pinggir jalan raya"][/caption]

*   *   *

[caption id="attachment_150424" align="aligncenter" width="614" caption="Memungut sampah plastik yang banyak bertebaran di sepanjang kali"][/caption]

*   *   *

Semoga saja, apa yang dilakukan oleh  Pak Tua pembersih sampah di kali dan sungai, dapat ditiru juga oleh kita semua. Untuk menjaga kebersihan lingkuangan, sekaligus mencegah datangnya ancaman banjir yang sering melanda di wilayah Ibukota Jakarta.

*   *   *

Djembatan Lima, 21 Desember 2011 (22:45 wib) - Choirul Huda (CH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline