Lihat ke Halaman Asli

Choirul Huda

TERVERIFIKASI

Kompasianer sejak 2010

Fenomena Dangdut, Musik Asli Indonesia Bersaing dengan Musik Pop

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_138690" align="aligncenter" width="598" caption="Searah Jarum Jam: Alam Mbah Dukun, Titi Kamal, Shinta-Jojo, Ayu Ting Ting dan Ridho-Rhoma Irama."][/caption]

Di mana di mana di mana Tinggalnya sekarang Di mana Ke sana ke mari membawa alamat Namun yang kutemui bukan dirinya Sayang yang kuterima alamat palsu...

*    *    *

Itulah lagu yang paling sering di putar oleh adik saya di rumah menjelang keberangkatan kuliahnya. Hampir setiap jam 6 pagi, suara Ayu Ting Ting selalu terngiang di telinga, hingga terkadang saya bosan mendengarnya. Apalagi yang menyetel adalah adik sendiri, bila volumenya dikecilin nantinya ia ngomel. Apalagi kalau lagunya dimatiin, bisa-bisa kami berantem. Sampai saya yang kalau pagi sedang ngopi menjadi bosan. Padahal saya sendiri pernah menyindir adik saya dengan pedas, "Ngaku anak Gaul, tapi lagunya Alamat Palsu, dangdut lagi. Ha ha ha, ga malu sama gaya rocker!" Disindir begitu, adik saya malah membalasnya "Ya, namanya juga orang Indonesia, harus mencintai dangdut dong. Jangan kayak Koko (maksudnya saya) yang senangnya cuma musik ngak-ngik-nguk gak jelas dari luar negeri, Payah...!" Kalau sudah begini, mau tidak mau saya menajadi gerah sendiri. Jujur saya juga menyukai musik dangdut, terutama dari penyanyi perempuan, seperti Iis Dahlia atau Kristina, selain suara mereka yang merdu, dan penampilan yang bersahaja, wajah mereka pun sangat manis, hingga sangat senang untuk dipandangi berulang-ulang, meskipun sekarang sudah agak tua. Akhirnya kemarin iseng-iseng searching di Google tentang Ayu Ting Ting, dan kebetulan menemukan banyak profilnya yang bertebaran di berbagai situs berita. Mulai dari cerita masa lalunya, perihal gelar "Ting Ting" dibelakang nama panggungnya, atau kisah suka duka ketika memasuki dunia rekaman. Sewaktu melihat pertama kali, memang sih orangnya cantik dan manis. Tapi setelah dipikir lagi, nanti seperti penyanyi dangdut lainnya yang suka goyang hingga vulgar, lalu terlupakan dengan sendirinya. Namun saya sempat menyaksikan di layar televisi ketika sore ditayang kan di salah satu program acara gosip tentang artis, ternyata Ayu Ting Ting memang beda dari yang lainnya. Ia tidak suka tampil seronok atau pun bergoyang vulgar ala patah-patah. Bahkan banyak pengamat yang mengatakan bahwa Ayu Ting Ting adalah terobosan baru dalam dunia musik. Tidak hanya dangdut, tetapi juga sudah merambah dalam aliran Pop. [caption id="attachment_138692" align="aligncenter" width="620" caption="Gaya imut nan ngenes, dari Ayu Ting Ting"][/caption] Bisa dilihat dalam tayangan musik yang digemari remaja saat pagi hari, seperti Dahsyat, Inbox dan lainnya. Hampir setiap hari, ada Ayu Ting ting yang sedang manggung, baik itu sebagai host maupun penyanyi. Sesuatu yang sangat baru dalam dunia permusikan, padahal dulu di era 80an hingga 2000an awal, dangdut merambah ke musik pop adalah hal yang sangat mustahil. Karena mereka berdiri sendiri-sendiri, dengan Roma Irama sebagai Pentolan Dangdut, dan Koes Plus, Chrisye serta Iwan Fals dan Dewa mewakili dari genre musik pop. Hingga mereka jarang tampil berbarengan. Tapi sekarang ini, percaturan musik sudah berubah. Tiada gap lagi antara dangdut dan genre musik lainnya. Mungkin kalau kita flashback sejenak, musik dangdut yang mewabah pertama kali di pertengahan tahun 2000 lalu. Saat itu lagu Mbah Dukun, dari penyanyi pria bernama Alam, sangat memikat berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, banyak mengidolakannya. Tetapi (menurut saya) sempat mati suri, ketika rombongan Inul Daratista, Annisa Bahar hingga Trio Macan dan kawan-kawannya membuat dangdut lebih ke arah goyangan yang sensual, dan tidak mementingkan kaidah suara, hanya gaya saja. Dan, terus terang saja, penampilan mereka itu membuat kesan Dangdut menjadi kurang baik... Sekitar tahun 2006, dangdut kembali fenomena setelah Titi Kamal menyanyikan lagu Jablai, Jarang Dibelai. Bahkan saking fenomenalnya lirik lagu itu, hingga sekarang kata "Jablai" banyak digunakan orang untuk sekadar mengejek atau bergurau. Bagi saya sendiri lagu Jablai itu adalah tonggak utama musik dangdut dalam dekade ini. Gaya Titi Kamal bernyanyi baik itu dalam film maupun di panggung, sangat menawan. Tidak terkesan murahan, bahkan sangat menaikkan popularitas dangdut itu sendiri. Bisa dimaklumi, karena Titi Kamal aslinya adalah aktris yang pernah populer membintangi film Ada Apa Dengan Cinta. Sempat tertawa ketika mendengar lagu Kucing Garong, yang lumayan menohok namun sayangnya tidak begitu lama. Juga pernah senyum-senyum saat ada lagu SMS yang sangat populer di tahun 2008 kemarin. Atau tembang Bang Toyib... Dan bulan puasa tahun kemarin pernah kaget serta heboh saat Duo Jojo - Shinta menyanyikan lagu Keong Racun, secara lipsync. Hingga virus Keong Racun banyak menyebar dan tersebar dimana-mana. Apalagi di situs video youtube, ketika orang ingin melihat video lipsync mereka sangat melimpah. Bahkan sampai di tiru gerakannya oleh banyak orang dari luar negeri sana. Sekarang ini begitu pun sama, saat melihat Ridho Irama, ketika syuting video klip di kota Paris, Perancis. Setahu saya, sangar jarang musisi Indonesia yang merasakan langsung syuting film atau video klip di luar negeri. Apalagi ini adalah musik dangdut, dan syutingnya di menara Eiffel pula. Ketika saya menonton cuplikan video klipnya, terlihat sangat megah dan mempesona. Dengan latar menara Eiffel sebagai salah satu daya tarik utama, membuat video klip Ridho Irama menjadi sangat keren. Suatu kebanggaan bagi kita, karena mendapatkan suasana baru dalam industri musik yang tidak lagi stagnan. Bahkan terus maju mengikuti perkembangan zaman. Ridho yang juga anak dari Raja Dangdut, Rhoma Irama sangat berbakat dalam musik, dan juga pernah membintangi beberapa film layar lebar seperti Dawai 2 Asmara dan Sajadah Ka'bah. Sewaktu pertama kali melihatnya pun saya terkesan aneh. Tampan, gagah, tinggi kok lagunya melow begitu. Namun ketika menyaksikan olah vokalnya yang memang sangat bagus, jadi terpesona. Biar bagaimanapun, kemampuan mereka meramaikan dunia musik Indonesia harus di apresiasi dengan baik. Karena penyanyi dangdut juga akan membawa nama harum Indonesia ketika lagunya hit dan banyak di liput oleh wartawan dari luar serta di perbincangkan dalam jejaring sosial. Dan, saya pun bangga dengan musik Dangdut yang asli Indonesia. Seperti dalam lirik lagu yang dinyanyikan Project Pop, Dangdut is the music of my Country...

*     *     *

Siapa tidak mengakui perbedaan Tidak pernah diajari di Sekolahan Semua orang macam-macam diciptakan Cakep atau jelek semua punya perasaan Ada orang Batak, ada orang Jawa Ada orang Ambon, ada juga orang Padang Ada orang Manado, ada orang Madura Ada orang Papua, enggak disebut jangan marah Aapakah yang dapat menyatukan kita Salah satunya dengan Musik Dangdut is the music of my Country Dangdut is the music of my Country, my Country, of my Country Dangdut is the music of my Country, my Country, of my Country Aaaaa, oh my Country...

*     *     *

Sudut Roksi, 27 Oktober 2011 (07:30 wib)

- Choirul Huda (CH)

____________________________________________________________________________________ Sumber Foto: Kompas.com, moviebuzzter.blogspot.com, lovelytoday.com. Lirik Lagu: Alamat Palsu, Dangdut is the music of my Country - Project Pop. (Koleksi Pribadi) Note: Dangdut is the music of my country ____________________________________________________________________________________ - Haiklip, Mengenang Majalah Ensiklopedia Musik Rock

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline