Setelah pengguna narkoba melaporkan dirinya kepada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), selanjutnya bagaimana? Mungkin, itu pertanyaan selanjutnya mengenai cara untuk pemulihan pengguna narkoba yang sudah masuk tahap user atau pecandu. Menurut Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat BNN, Budyo Prasetyo, menyatakan negara menyediakan berbagai jenis terapi untuk merehabilitasi pengguna narkoba.
Mulai dari terapi simptomatik, yaitu penyembuhan atau pemulihan untuk mengobati penyakit yang timbul dalam diri pecandu saat putus zat atau detoksifikasi selama dua minggu. Lalu, setelah itu ada terapi community, terapi vokasional dan resosialisasi, hingga terapi keluarga.
Nah, berdasarkan referensi yang saya dapat dari berbagai sumber, baik itu pihak BNN sendiri, media cetak, atau situs online mengenai narkoba. Saya pribadi tertarik dengan cara terapi keluarga. Kenapa? Sebab, keluarga merupakan gerbang awal untuk mencegah seseorang agar tidak menggunakan narkoba.
Itu ditegaskan oleh Kepala BNN, Dr Anang Iskandar dalam sambutannya di depan ribuan pelajar pada acara Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Gedung Smesco, Selasa (25/3).
Saat itu, perwira kepolisian aktif yang menyandang pangkat Komisaris Jenderal (Komjen) menilai, sebagian besar orang yang menggunakan narkoba akibat kurangnya perhatian dari keluarga. Misalnya, kedua orangtuanya terlalu sibuk bekerja hingga si anak merasa tidak diperdulikan dan melakukan pencarian jati diri di luar rumah dengan bergaul kepada teman sebaya yang sayangnya menggunakan narkoba. Imbasnya, tentu, tingkah laku si anak jadi tidak terkendali.
Oleh karena itu,jika si anak sudah kecanduan dengan narkoba, maka terapi keluarga menjadi salah satu program yang tepat untuk menyembuhkannya. Pertanyaannya, apa itu terapi keluarga? Berdasarkan rilis resmi BNN, terapi keluarga atau family therapy merupakan sebuah kumpulan pendekatan terapi yang menekankan pada assesmen dan intervensi keluarga. Hubungan yang saling terkait di antara anggota keluarga jadi unsur penting dalam ketergantungan narkoba dan terapinya.
Nantinya, para anggota diberdayakan untuk mengidentifikasi masalah serta menentukan sendiri penyelesaian dari masalah tersebut. Komponen esensial dari terapi keluarga meliputi sesi pendidikan, konseling dan terapi kelompok. Keluarga adalah sistem, dan dalam sebuah sistem tiap bagian harus saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Keterlibatan keluarga dalam rehabilitasi ketergantungan narkoba merupakan suatu keharusan. Pendekatan terapi keluarga berbeda dengan terapi konvensional. Perbedaannya terletak pada fokus terapi. Pada praktek terapi keluarga yang konvensional, fokus terapi adalah pada unit keluarga.
* * *
Lalu, apa tujan dari terapi keluarga?
1. Menyediakan informasi tentang adiksi dan dampak terhadap sistem keluarga.