[caption id="attachment_341442" align="aligncenter" width="534" caption="Sekjend UEFA Gianni Infentino memperlihatkan kertas undian Juventus (sumber foto: uefa.com)"][/caption]
UNDIAN babak 16 besar Liga Champions 2014/15 telah dilakukan di markas UEFA di Nyon, sore tadi (15/12). Dari delapan laga yang akan berlangsung mulai 17/18 dan 24/25 Februari ini terdapat beberapa duel menarik.
Dua di antaranya merupakan ulangan musim sebelumnya. Yaitu, Schalke 04 melawan juara bertahan Real Madrid dan Manchester City kontra Barcelona. Di sisi lain, pelatih Arsenal, Arsene Wenger akan “bernostalgia” dengan mantan timnya selama tujuh musim (1987-94), AS Monaco.
Namun, tidak ada duel yang melebihi laga antartim yang pernah menjuarai Liga Champions seperti Juventus versus Borussia Dortmund. Ya, duel antar jawara Seri A Italia menghadapi runner-up Bundesliga Jerman musim lalu ini dipastikan akan sengit. Partai ini tidak sekadar pembuktian hegemoni kedua tim yang juga melibatkan kompetisi masing-masing.
Melainkan, duel ini menjadi ulangan pada final Liga Champions 1996/97. Bagi Anda penggemar sepak bola Italia, khususnya tifosi Juventus, tentu tidak lupa. Lantaran, 17 tahun silam, ambisi “I Bianconeri” untuk mempertahankan gelarnya dikandaskan Dortmund.
Pada duel yang mentas di Olympiastadion –markas Bayern Muenchen sebelum Fussball Arena– itu Juventus harus mengakui keunggulan Dortmund. Lantaran, tim yang saat itu dilatih Marcello Lippi menyerah 1-3. Gelontoran tiga gol Dortmund dicetak Karl-Heinz Riedle pada menit ke-29 dan 34 yang dilanjutkan Lars Ricken (71). Sementara, satu-satunya gol “Si Nyonya Besar” dibukukan Alessandro Del Piero (65).
“Sungguh pertandingan yang menyedihkan. Kami harus kalah meski mendominasi sepanjang laga,” tutur Antonio Conte, pelatih timnas Italia kini, mengenang duel pada 28 Mei 1997. Komentar tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, saat itu, Juventus merupakan raksasa Eropa karena musim sebelumnya sukses menjuarai Liga Champions.
Ketika itu mereka dihuni deretan pemain berkualitas. Siapa yang tidak mengenal Zinedine Zidane? Begitu juga dengan pasangan Christian Vieri-Alen Boksic. Sementara, Del Piero baru dimainkan sejak babak kedua. Kebetulan, saat itu, Conte merupakan kapten Juventus menggantikan Gianluca Vialli.
Saatnya Revans!
Namun, nostalgia buruk itu harus segera dikubur sedalam mungkin. Tidak ada waktu bagi penggawa Juventus saat ini untuk mengenang kegagalan buruk di masa lalu. Kini, skuat asuhan Massimiliano Allegri harus berupaya menemukan strategi terbaik demi melakukan revans terhadap Dortmund.
“Sungguh hasil undian yang menyenangkan bisa kembali bertemu Dortmund,” kata Direktur Juventus Pavel Nedved. “Namun, kami harus waspadai mereka yang diperkuat banyak pemain muda dan berbakat. Saya pribadi merupakan penggemar pelatih (Juergen) Klopp. Saya tidak sabar untuk menyaksikannya. Saya berharap, kami (Juventus) bisa memberi perlawanan terbaik dan berprestasi di Eropa.”
Sepanjang sejarahnya, Juventus sudah tujuh kali bertemu “Die Borussien” di kompetisi Eropa. Sejauh ini, rekor “La Vecchia Signora” masih unggul dengan empat kemenangan, satu seri, dan dua kekalahan. Berdasarkan statistik tersebut, tentu tidak ada kata gentar bagi setiap elemen Juventus. Apalagi, itu ditunjang performa impresif mereka yang masih memuncaki klasemen sementara Seri A ketimbang Dortmund di zona degradasi (posisi 16) Bundesliga.