[caption id="attachment_343982" align="aligncenter" width="428" caption="Sosok Sinsisa Mihajlovic di balik kesuksesan Sampdoria di Seri A musim ini (Sumber foto: Ansa.it)"][/caption]
SERI A 2014/15 memasuki libur Natal selama dua pekan. Kompetisi terelite di Italia itu baru akan kembali pada giornata ke-17 yang dimulai 5 Januari mendatang. Hingga akhir tahun, Sampdoria mencuat sebagai salah satu "kuda hitam" terbaik. Mereka baru kalah sekali dari 16 laga yang berlangsung sehingga menyamai catatan Juventus.
Pencapaian skuat asuhan Sinisa "Miha" Mihajlovic itu menempatkan mereka di posisi lima besar dengan 27 poin. Menarik jika menlaah peningkatan poin Sampdoria musim ini yang berpeluang tiket ke Eropa.
Jika dibandingkan musim lalu pada periode yang sama, "Il Samp" hanya mampu meraih 10 poin. Saat itu, Nenad Krsticic dan kawan-kawan berada di peringkat 14 dengan 17 poin. perolehan nilai mereka hanya terpaut empat poin dari Livorno, tim penghuni terakhir di bibir degradasi.
Lonjakan drastis itu tidak lepas dari sosok Mihajlovic. Sejak menggantikan Delio Rossi, 11 November 2013, Miha sukses memulihkan moral penggawa Sampdoria. Pria asal Serbia itu secara perlahan berpacu dengan waktu demi menghindarkan tim asal kota Genoa itu dari zona merah hingga kini nyaman di papan atas.
Selain Sampdoria, terdapat enam tim lainnya yang mengalami peningkatan poin secara signifikan. Lazio menjadi yang terbanyak dengan surplus tujuh poin musim ini dibanding 2013/14. Tak kalah mengejutkan tentu keberadaan AC Milan di posisi tujuh dengan 25 poin. Musim lalu saat dilatih Massimiliano Allegri, mereka hanya berada di urutan 11 dengan 19 poin.
Sama seperti "Il Samp" dengan keberadaan miha, begitu juga Milan yang dipengaruhi faktor Filippo Inzaghi. Pria yang bersapaan Pippo itu berhasil memoles timnya dengan baik. inzaghi tidak seperti Allegri dan Clarence Seedorf yang terkesan lembek terhadap pemain. Sebaliknya, dia tak segan mencadangkan salah satu bintangnya.
Selain itu, ketimbang Sampdoria yang skuatnya tidak banyak perubahaa, Inzaghi lebih diuntungkan dengan masuknya pemain berkualitas seperti Jeremy Menez, Giacomo Bonaventura, dan Diego Lopez.
Grafik Penurunan
Menjadi ironsi jsutru saat menyaksikan grafik penurunan. Itu karena tren negatif ini diwakili empat tim tradisional Seri A seperti Juventus yang minus empat dibanding musim lalu. Selanjutnya ada Fiorentina (-6), FC Internazionale (-7), dan Napoli (-8).
Namun, yang sangat mengkhawatirkan justru performa Parma. musim lalu, pada periode yang ssama mereka nyaman di posisi dealapan dengan 19 poin dan mengintai peluang ke Eropa. Kini, skuat Roberto Donadoni itu malah menjadi juru kunci klasemen dengan enam poin alias kehilangan 13 poin ketimbang musim lalu.
* * *