Lihat ke Halaman Asli

Roe Ardianto

Roe Ardianto

Pak SBY…, Kenapa Masih Malu untuk Mendukung Jokowi?

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SBY/Kompasiana (Herudin/Tribunnews.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="SBY/Kompasiana (Herudin/Tribunnews.com)"][/caption]

Saat membuka acara Forum Anti Korupsi ke-4 di Istana Negara, Selasa (10/6/2014), dalam sambutannya, SBY berkesempatan menanggapi acara debat capres-cawapres yang diadakan oleh KPU Senin malam (9/6/2014), dalam hal visi misi pemberantasan korupsi. Dikatakan dirinya (SBY) menonton langsung siaran acara tersebut, dan yang menarik adalah pernyataan SBY yang sebagian saya kutip sebagai berikut;

".......... saya mendengarkan langsung semangat, komitmen dan keinginan kuat dari beliau-beliau untuk melakukan pemberantasan korupsi. Harapan saya adalah..., dan ini bukan hanya kepada para capres dan cawapres, yang hampir pasti, salah dua dari empat itu akan menjadi presiden dan wakil presiden kita nanti .........."

Setelah SBY mengucapkan kalimat; "salah dua dari empat itu akan menjadi presiden dan wakil presiden kita nanti", terlihat ada senyum kecil di wajah SBY dan kemudian terdiam beberapa detik seakan menunggu reaksi dari para undangan yang sedang mendengarkan sambutannya atas pengucapan kalimat yang sengaja 'diplesetkan' dari pengucapan yang lazim.

Pengucapan yang lazim apabila menjelaskan subjek yang lebih dari satu untuk menerangkan sesuatu hal, lazimnya kita akan mengatakan dengan pernyataan; "salah satu....", bukan; "salah dua...." atau lainnya.

Untuk lebih meyakinkan hati, saya mencoba untuk meng-googling apakah kalimat; "salah dua", ada atau dapat digunakan dalam suatu penjelasan lainnya, tetap saya tidak menemukannya dan selalu yang muncul adalah pengucapan/penulisan lazim, yaitu; "salah satu" dalam tujuan menjelaskan sesuatu hal.

Akhirnya saya menyimpulkan bahwa pengucapan; "salah dua", yang tidak lazim yang dilakukan oleh SBY dalam kata sambutannya itu memang disengaja, apalagi dipertegas dengan senyum kecil yang ada di wajah SBY seakan mengandung arti. Tujuannya (mungkin) SBY ingin menyiratkan dan secara implisit menyatakan dukungannya kepada pasangan capres nomor 2 yaitu Jokowi-JK.

Di awal Mei, tepatnya tanggal 7/5/2014, SBY dalam pernyataannya yang diunggah di kanal Youtube, menyatakan dirinya tidak akan mendukung capres yang berencana dan menyatakan akan menasionalisasikan seluruh aset asing yang ada di Indonesia. Capres yang dimaksud itu adalah Prabowo Subianto yang saat itu sering menyatakan hal tersebut, tetapi kemudian dibantah (diralat) setelah SBY memberikan 'ancaman' tidak akan mendukung capres yang seperti itu.

Dua kali sudah secara tersirat dan implisit SBY menyatakan pilihannya kepada Jokowi, apalagi di tengah isu yang masih santer terdengar bahwa partai Demokrat akan resmi mendukung Prabowo-Hatta tetapi tidak juga kunjung terwujud, dan dalam beberapa hari sejak hari kampanye dimulai, petinggi Demokrat malah sepertinya lebih memilih menahan diri dari yang biasanya senang menyerang Jokowi.

Sebenarnya masuk akal saja jika SBY memilih untuk tidak mendukung Prabowo Subianto dalam pilpres ini, karena SBY adalah termasuk salah satu (bukan salah dua) dari jenderal penanda-tangan Surat Keputusan Dewan Kehormatan Perwira dalam kapasitasnya saat itu sebagai anggota yang merekomendasikan memberhentikan Prabowo Subianto dari dinas keprajuritan ABRI tahun 1998.

Artinya SBY sangat mengerti siapa sebenarnya Prabowo Subianto, jika SBY mendukung Prabowo Subianto, dalam kapasitasnya saat ini sebagai Presiden rasanya sangat tidak elok. Sangat mudah dilihat bagaimana sikap SBY terhadap Syafrie Syamsuddin, membawanya hingga saat ini dalam kabinetnya. Dari sikap itulah kita dapat melihat perbedaan sikap tentang SBY 'melihat' siapa Prabowo Subianto dan SBY 'melihat' siapa Syafrie Syamsuddin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline