Lihat ke Halaman Asli

Jadikan "Kisah Ahok" menjadi "Kisah Biasa"

Diperbarui: 15 April 2016   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukan anggota Teman Ahok ataupun affiliasinya. Namun saya tertarik untuk berpendapat mengenai apa yang terjadi, walau saya tidak pernah menganggap bahwa saya adalah "pengamat politik".

Sudah tidak aneh, bilamana banyak berita yang meliput Pak Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta. Bahkan tv manca negara pun mewawancarai beliau, padahal beliau bukanlah seorang pemimpin negara. Dia hanyalah satu dari puluhan gubernur di Indonesia. Memang dia seorang Kristen dan Tionghoa. Tapi rasanya kalau cuma kedua faktor itu (agama dan ras) yang membuat dia menjadi sosok yang terkenal, rasanya kok sempit sekali menilainya. Perlu diingat juga bahwa ada yang "satu ras" dan "satu agama" dengan Ahok, ternyata membenci Ahok.

Tentunya ada faktor lain yang membuat dia menjadi sosok yang diidamkan dan terkenal. Salah satunya adalah "upload" video rapat pemerintah daerah agar ada keterbukaan, mencari cara agar ada rusun bagi warga DKI yang dipindahkan karena bermukim di tanah negara, membuka keganjilan didalam hal budgeting serta merevitalisasi fungsi waduk di Jakarta (yang saya sendiri sebagai warga Jakarta, baru sadar kita ada beberapa waduk)

Walau begitu, perlu diingat, bahwa Ahok itu adalah manusia biasa. Sehingga ada juga mungkin sifatnya yang konon tidak sesuai dengan budaya timur. Suaranya yang keras dan pemilihan kata yang (konon) kasar ketika berbicara mengenai hal hal tertentu, membuat beberapa orang mengatakan Ahok tidak sopan. Namun saya tidak mau menulis perihal etika pada kesempatan ini.

Bilamana melihat alasan orang orang menyukai gaya kepemimpinan Ahok , akan muncul beberapa alasan, misalnya : mereka percaya Ahok jujur, membela rakyat, berani menyatakan kebenaran, tegas kepada oknum yang beritikad buruk, menyediakan jalur komunikasi (via sms ataupun media sosial) agar rakyat dapat menyampaikan keluh kesah mereka erta hal hal lain. Ahok juga merubah layanan publik dari pemerintah daerah Jakarta, agar dapat melayani dengan baik dan tanpa pungli alias pungutan liar.

Alasan Alasan diatas dan juga mungkin alasan lainnya, adalah hal yang sangat wajar didambakan oleh rakyat terhadap pemimpin mereka. Pemimpin / Pejabat Publik yang berusaha untuk melayani rakyatnya dengan patuh kepada Undang Undang.
 Namun sepertinya hal hal tersebut sepertinya tidak ditemui atau dengan kata lain , Sulit alias Langka, dicari di bumi pertiwi ini.
 Di negara ini tidak aneh bilamana ada Gubernur , Jaksa , DPR serta aparat negara masuk koran karena ditangkap KPK ataupun Polisi karena Korupsi.

Ini adalah Pekerjaan besar bagi bangsa ini, untuk membentuk dan mendidik , generasi muda agar menjadi pemimpin yang berkarakter dan patuh kepada undang undang.

Menjelang Pemilihan Gubernur Jakarta pada 2017, Yang kita lihat sekarang, banyak pribadi pribadi yang mau menjadi gubernur alias menggantikan Ahok, dengan tujuan "menggantikan ahok" bukan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada rakyat yang lebih baik dibandingkan Ahok.  Sayangnya salah satunya sudah tertangkap KPK, dan yang lain namanya masuk didalam Panama Paper , walau memang semuanya tidak dapat dikatakan bersalah sampai pengadilan memberikan vonis bersalah.

Kembali lagi kepada sosok pemimpin yang didambakan Rakyat, ini adalah saatnya merenung bahwa bangsa yang besar ini, ternyata sangat membutuhkan pemimpin yang patuh kepada Undang Undang , dan melayani rakyat dengan terobosan terobosan yang bermanfaat. Serta mungkin juga bisa ditambahkan rela mati dan di-kambing hitam-kan tanpa ada pejabat lain yang berani membela.

Populasi Indonesia sudah melebihi 250 juta dan terus bertumbuh. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka diperlukan juga penatalayanan yang baik agar bangsa ini dapat menjawab tantangan tantangan dimasa depan. Semuanya tentu dimulai dengan strategy yang baik dan benar, serta dijalankan dengan baik dan benar oleh para pemimpin yang mengemban amanah tersebut.

Bangsa ini memiliki banyak rencana ataupun strategy (walaupun ada yang dipertanyakan kegunaannya bagi rakyat) namun karena banyak pemimpin yang tidak patuh kepada hukum serta berhati melayani rakyat dengan baik dan jujur, maka akhirnya implementasi gagal karena kebijakkan mereka dapat dialihkan dengan ditukar "hadiah" yang menggiurkan dari pihak yang berkepentingan (alias Korupsi).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline