Kegiatan yang berhubungan di alam bebas selalu meyenangkan bagi yang menyukainyanamun dibalik kenikmatan dari apa yang didapatkan terdapat suatu resiko yang sangat tinggi pula. Karena setiap kegiatan yang dilakukan di alam bebas taruhannya adalah nyawa, jadi sangat tidak diperkenankan untuk sekedar mencoba-coba melakukan kegiatan tersebut tanpa pendamping dari orang yang lebih berpengalaman.
Gunung Lawu yang memiliki ketinggian 3265mDPL (di atas permukaan laut) menjadi salah satu alternatif bagi para keluarga yang ingin mencoba menikmati bagaimana rasanya melakukan petualangan dengan tantangan yang berbeda yaitu mendaki gunung. Umumnya kebanyakan orang-orang memilih liburan ke pantai atau tempat-tempat liburan lainnya. Saat ini trek menuju puncak Lawu (Hargo Dumilah) sudah bisa di bilang sangat aman apabila melalui jalur Cemoro Sewu. Sebenarnya jalur pendakian menuju puncak Lawu tidak hanya 1 saja, namun yang sering digunakan dan dikenal banyak orang yaitu jalur pendakian Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu.
Jalur Cemoro Sewu memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan jalur Cemoro Kandang. Jalur Cemoro Sewu sudah sangat baik dengan tatanan bebatuan rapi di tiap jalurnya, sedangkan jalur Cemoro Kandang masih berupa jalur murni pendakian dengan ciri khas jalur tanah dan melewati tebing dan jurang-jurang yang sangat dalam. Maka dari itu jalur Cemoro Sewu banyak lebih banyak diminati oleh para pendaki amatir dan keluarga yang ingin mencoba melakukan fun trekking menuju puncak Lawu.
Seperti yang di alami oleh rombongan pendaki dari jogja ini. Mereka masih baru pertama kali mencoba mendaki gunung. “Gunung lawu jalurnya relatif aman dibanding gunung lainnya. Selain itu di bawah puncak ada warung dan beberapa shelter yang bisa digunakan untuk tempat camp yang bagus”, ujar Saka salah satu pendaki amatir dari SMA 9 Yogyakarta.
Dengan jalur yang tidak terlalu sult dan berbahaya bagi pendaki amatiran, tempat ini kerap kali menjadi alternatif pilihan keluarga yang ingin berlibur untuk merasakan bagaimana berjalan di atas lautan awan. Sebelum melakukan pendakian, para pendaki wajib melapor kepada petugas basecamp dengan membayar retribusi Rp5000/orang. Untuk jalur Cemoro Sewu terdapat 5 pos sebelum mencapai puncak Hargo Dumilah. Trek antara basecamp – Pos I – Pos II relatif cukup terjal dan melewati ladang kemudian dilanjutkan masuk ke dalam hutan. Setelah itu dilanjutkan dengan berjalan menuju pos III dan pos IV dengan trek yang sangat terjal dan menghabiskan banyak tenaga. Selama perjalanan dari pos I sampai pos III terdapat shelter-shelter di tiap pos yang masih layak untuk dijadikan tempat camp yang nyaman. Setelah berjalan dari pos IV berlanjut menuju pos V dengan trek yang dilalui cukup landai namun suhu di sini sudah sangat terasa dingin karena sudah mencapai daerah punggungan mendekati puncak.
Melewati Pos V terdapat sebuah mata air bernama Sendang Drajad kemudian sampailah di warung bernama Mbok Yem kerap di juluki para pendaki sepeerti itu. Biasanya warung Mbok Yem ini digunakan para pendkai untuk bersitiraht dan di sekitar mbok Yem banyak terdapay shelter-shelter yang layak digunakan untuk tempat camp. Dari warung Mbok Yem hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menuju Puncak Hargo Dumilah.
Warung Mbok Yem menjual makanan serta minuman laykanya warung-warung yang ada biasanya. Luar biasanya warung Mbok Yem ini terletak 30 menit sebelum puncak gunung Lawu. Sekitar warung Mbok Yem terdapat tempat bagi peziarah yang seringkali berkunjung ke gunung Lawu ini bernama Hargo Dalem. Secara keseluruhan waktu pendakian untuk menuju puncak Hargo Dalem selama 12 jam perjalanan (jalan santai). Untuk mengisi waktu luang mencoba melakukan pendakian di Gunung Lawu mampu menjadi alternatif pilihan bagi para pegiat alam bebas dan traveller sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H