Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Darurat Sampah, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Diperbarui: 13 Juni 2024   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Dokumentasi pribadi, Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Pada tahun 2020, Indonesia memproduksi sampah sekitar 65,2 juta ton sampah. Dikarenakan hal tersebut, Indonesia dinobatkan sebagai negara penghasil sampah terbesar ke-5 pada kala itu. Dalam hal pencemaran laut, Indonesia dinobatkan sebagai negara penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Penelitian dari UC Davis dan Universitas Hasanuddin di pasar Paotere Makassar menunjukkan bahwa 23 sampel ikan yang diambil memiliki kandungan mikro plastic di perutnya. Bukankah ini merupakan permasalahan yang krusial? Jika daratan dan lautan di Indonesia dipenuhi oleh sampah, lalu 10 tahun yang akan datang kita akan makan apa? Apakah makan sampah?

Setiap hari, jutaan ton sampah dihasilkan oleh individu, kelompok, rumah tangga, industry, bahkan kegiatan komersial di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan barang sekali pakai menjadi semakin meningkat. Sampah di dominasi oleh barang-barang sekali pakai seperti kantong plastik bekas belanja, sendok makan plastik dari nasi kotak, hingga botol plastik. Hal ini sangat disayangkan karena plastik merupakan sampah yang membutuhkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Jika tidak dikelola dengan benar, sampah ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan tanah, air, udara, serta memberikan dampak negative terhadap kesehatan makhluk hidup yang ada di Bumi.

Sampah yang membusuk di TPA dapat menghasilkan gas metana yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Gas tersebut dapat mendorong pemanasan global menjadi meningkat. Tumpukan sampah juga menjadi tempat berkembang biaknya berbagai penyakit yang dihasilkan dari lalat, tikus, belatung, dan serangga yang dapat membawa penyebaran penyakit. Membakar sampah plastik bukanlah solusi, karena hal tersebut dapat menghasilkan racun yang bersifat pemicu kanker. Lalu kiat-kiat seperti apa yang bisa kita terapkan untuk menyelamatkan bumi dari darurat sampah?

Menggunakan produk sekali pakai dengan bijak untuk mengurangi dampak buruk sampah bagi lingkungan merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap bumi. Kita bisa menerapkan 5R yang terdiri dari refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), dan rot (membusukkan sampah).

Refuse artinya menolak penggunaan barang atau produk yang berpotensi akan menjadi sampah. Contohnya dengan menolak menggunakan kantong plastik sekali pakai, sendok plastik, tissue, dan barang sekali pakai lainnya. Reduce artinya mengurangi tingkat konsumsi dan penggunaan barang atau produk yang berpotensi untuk menghasilkan sampah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kertas dan beralih ke format digital, atau bisa juga dengan mengurangi pembelian barang-barang baru dengan menggunakan barang yang sudah ada lebih lama lagi.

Reuse artinya menggunakan kembali produk yang bisa digunakan kembali. Hal ini dapat di lakukan dengan menggunakan kembali botol plastik dan kantong plastik. Recycle artinya mengolah kembali barang yang bisa digunakan untuk membuat produk baru hal ini dapat dilakukan dengan mendaur ulang kain perca untuk dibuat tote bag, atau mendaur ulang kemasan plastik suatu produk untuk membuat tas. Rot artinya mengolah sampah organik yang dapat diubah menjadi kompos. Sampah organik yang dimaksud dapat dari sisa makanan, daun, maupun kotoran hewan yang sejatinya dapat terurai dengan sendirinya. Kiat 5R ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengurangan sampah sehingga sampah tersebut tidak hanya berakhir di TPA tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga sumber daya dan melestarikan alam.

Langkah 5R ini dapat dimulai dengan hal kecil seperti menggunakan tas kain saat berbelanja agar dapat digunakan kembali di lain waktu. Dengan begitu, sampah kantong plastik dapat ditekan jumlahnya. Mengelola sampah dengan baik adalah tanggung jawab kita bersama, dengan kiat 5R kita dapat membiasakan diri untuk mengurangi sifat konsumtif dan mengurangi dampak negative sampah terhadap lingkungan maupun kesehatan. Mari mengupayakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan sebagai kepedulian akan masa depan yang lebih hijau. Perubahan dapat dimulai dari langkah kecil yang dapat kita ambil untuk menyelamatkan bumi kita. Kreativitas dan keberanian untuk bertindak dapat membawa dampak besar bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitar kita, yuk sudah saatnya kita bergerak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline