Lihat ke Halaman Asli

Rantai Kehidupan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam hidup ini banyak sekali rantai-rantai kehidupan yang saling kait-mengkait satu sama lain. Contoh yang paling terkenal adalah rantai makanan, tetapi ada dua rantai lain yang patut dibicarakan yaitu rantai budi dan rantai kepatuhan.

Rantai budi yang paling umum adalah budi orangtua terhadap anak. Seorang anak berhutang budi ke orangtuanya. Sang orangtuapun berhutang budi ke orangtua diatasnya. Demikian seterusnya bersambung sampai ke manusia pertama. Dan sang manusia pertamapun berhutang budi kepada Sang Pencipta. Seorang anak tak mungkin cukup membalas budi orangtuanya. Sang orangtuapun tak mungkin cukup membalas budi orangtua diatasnya. Demikian seterusnya bersambung sampai ke manusia pertama. Dan sang manusia pertamapun tak mungkin cukup membalas budi kepada Sang Pencipta. Demikianlah rantai budi yang ditetapkan oleh Sang Pencipta. Semuanya saling berkaitan bersambung berujung hanya kepadaNya. Tidaklah patut seorang manusia berusaha memutus mata rantai ini. Orangtua tak seharusnya meminta balas budi anaknya. Sang anakpun tak boleh lupa budi orang tua, apalagi durhaka. Karena durhaka ke orangtua sama dengan memutus rantai budi, yang berarti juga durhaka kepada Sang Penciptanya. Anak dan orang tua wajib menjalankan perannya sebaik-baiknya, seikhlas-ikhlasnya. Dan hanya mengharap ridhoNya sebagai balasannya.

Rantai kepatuhan yang paling umum adalah kepatuhan anak terhadap ibunya. Seorang anak wajib patuh ke orangtuanya karena ridho Tuhan adalah melalui ridho orangtua. Seorang anak wajib patuh 3 kali lipat terhadap ibunya dibanding terhadap ayahnya. Sedangkan seorang istri wajib patuh ke suami karena ridho Tuhan terhadap seorang istri adalah melalui ridho suami, sepanjang si suami tidak menyalahi aturan agama dan tidak sewenang-wenang kepada istri. Ini semua akan membentuk rantai kepatuhan: seorang anak wajib patuh kepada ibunya, sang ibu wajib patuh kepada suaminya, sang suami wajib patuh kepada ibunya, dan demikian seterusnya maka sampailah kepatuhan itu hanya kepada Sang Pencipta semata pada hakikatnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline