Apakah anda termasuk orang yang bingung setelah menonton Once Upon A Time in Hollywood? Atau berpendapat "filmnya ga jelas", "boring", "kebanyakan ngobrol"?
Well, memang menyaksikan film karya Tarantino sedikit berbeda dengan film pada umumnya. Bukan berarti filmnya jelek, namun ada ciri khas dari setiap filmnya Tarantino, dan itu sesuatu yang menarik.
Sebut saja Kill Bill Vol 1 & 2, Inglorious Bastards, Django Unchained, Pulp Fiction adalah deretan karyanya yang mendapat banyak apresiasi. Film asli karya Tarantino sebenarnya bisa dihitung jari, Once Upon A Time in Hollywood saja masih film ke-9 sedangkan film pertamanya My Best Friend's Birthday dirilis tahun 1980-an. Film pertamanya kurang dikenal, namun film selanjutnya, Reservoir Dogs, menjadi titik awal karirnya.
Ciri khas film Tarantino yang pertama adalah selalu mengangkat unsur satir seperti rasisme, nazi, koboi, hitler, dan perbudakan, dan kadangkala dikombinasikan. Entah hal ini sengaja dimunculkan sebagai sindiran atau karena alasan lain.
Ciri kedua adalah banyaknya artis papan atas yang direkrut dalam satu film, sehingga kadang kita berpikir apa tidak terlalu wasted ya?! Seringkali hal itu membuat penonton kesulitan menentukan mana tokoh utama mana tokoh figuran.
Ciri ketiga adalah dialog yang panjang. Namun dialog pada filmnya Tarantino berbeda dengan dialog panjang film lain. Dialog berjalan begitu santai, alami, dan seperti bukan sedang berakting di film.
Mungkin itu sebabnya Tarantino selalu merekrut pemain kelas atas untuk setiap tokoh. Kadangkala justru dialog-dialog ini yang dicari dalam setiap film Tarantino, karena berawal dari dialog receh ringan bisa berujung pada adu tembak seperti pada Inglorious Bastards dan Hateful Eight.
Salah satu dialog terbaik dan berujung unpredictable menurut saya pribadi pada film Inglorious Bastards saat adegan percakapan di bar bawah tanah. Sebuah obrolan ringan diselingi games tebak-tebakan yang berujung pada 30 detik baku tembak.
Ciri keempat yaitu lumayan gore dan sadis, namun bukan dalam arti sadis macam film Cannibal Holocaust. Tingkat gore pada filmnya Tarantino lebih ditujukan untuk artistik cerita.
Saya sendiri awalnya bukan penggemar film Tarantino, saya baru sadar filmnya bagus saat melihat Kill Bill Vol. 1 & 2, ada banyak adegan sinematik dan dialog yang epik terutama pada Vol 2, dari situ pencarian saya mengarah ke Pulp Fiction dan Reservoir Dogs, hingga mengikuti setiap film Tarantino yang terbaru. Saya bisa maklum jika penonton yang baru menonton Once Upon A Time in Hollywood masih sulit mencerna.
Bagi penikmat film Tarantino, terutama yang sudah hafal gaya berceritanya, melihat filmnya seperti melihat lukisan abstrak yang bisa menimbulkan persepsi berbeda.