Lihat ke Halaman Asli

Venezuela, Negara Surga Minyak dengan Hiperinflasi Terparah

Diperbarui: 9 Agustus 2019   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis hyperinflasi di Venezuela| Sumber: reddit.com

Venezuela saat ini menjadi negara dengan inflasi terparah di dunia. Saking parahnya, harga secangkir kopi disana bisa mencapai 2 juta Bolivar. Inflasi di Venezuela tercatat mencapai 8.000%, jauh lebih tinggi dari negara manapun, bahkan saat krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998 silam hanya sebesar 78%.

Venezuela sebenarnya merupakan negara dengan cadangan minyak terkaya, satu hal yang diidamkan oleh banyak negara lain. Berkat minyak tersebut, Venezuela mendapat julukan "Surga Minyak Dunia" karena harga bahan bakar disana sangat murah. Lalu, mengapa negara yang kaya akan sumber daya alam ini bisa begitu terpuruk?

Berbagai faktor menjadi sebabnya, namun akar masalahnya bermula dari kekayaan mereka sendiri, yaitu minyak. 

Pada saat Hugo Chavez terpilih menjadi presiden Venezuela pada Desember 1998, ia datang dengan Revolusi Bolivarian yang bertujuan menghapus kemiskinan dengan cara memeratakan kekayaan yang bersumber dari minyak. 

Harga minyak dunia saat itu adalah $7 - $9 per barrel, kemudian pada periode meroketnya minyak dunia tahun 2004-2005 harga minyak mencapai $100 per barrel

Hugo Chavez sewaktu menjadi Presiden Venezuela| Sumber: haal.com

Periode yang sangat membahagiakan bagi rakyat Venezuela. Chavez kemudian meluncurkan serangkaian program revolusi sosial dan ekonomi dengan memberikan layanan kesehatan, pendidikan, pelatihan dan kesempatan kerja kepada rakyat Venezuela. Hampir semua sektor di subsidi sehingga harga bahan pangan dapat dijangkau oleh semua kalangan. 

Program sosial tersebut dapat berjalan dengan baik memanfaatkan keuntungan Venezuela sebagai eksportir minyak dunia. Harapannya, program sosial yang dibuat dapat membantu pertumbuhan ekonomi yang nantinya mengarah pada kemandirian dan diversifikasi ekonomi yang dikenal sebagai Chavismo Model, karena saat awal terpilih, Venezuela masih bergantung pada impor bahan pangan. Program-program tersebut yang membuat Chavez sangat dicintai oleh rakyatnya.

Masyarakat Venezuela menggunakan uang sebagai mainan| Sumber: ikon.mn

Chavez kemudian terpilih kembali sebagai Presiden Venezuela pada 2006. Namun program yang dibuat selanjutnya justru mengarahkan ekonomi Venezuela kembali pada ketergantungan terhadap minyak. Chavez menasionalisasi hampir seluruh sektor swasta di Venezuela mulai dari telekomunikasi, listrik, pertambangan, semen, hingga perbankan. 

Bisa dikatakan bahwa Venezuela hampir kehilangan sektor swasta. Hal itu dilakukan karena dengan tingginya harga minyak, mereka masih bisa impor barang seperti obat-obatan, pakaian, otomotif, dan kebutuhan lain yang tidak ada di negaranya. Secara alami, hal itu justru menghancurkan kapasitas produksi negaranya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline