Lihat ke Halaman Asli

Rochim

Freelance journalist.

Naskah Film "24 Jam Bersama Gaspar" Dikritik terlalu Kaku

Diperbarui: 18 Maret 2024   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adegan dalam film "24 Jam Bersama Gaspar". Foto dok. Netflix/IMDb

Meskipun "24 Jam Bersama Gaspar" telah menjadi sorotan di dunia perfilman Indonesia, namun film ini juga mendapat berbagai kritik dari sejumlah penonton. Kritik tersebut meliputi beberapa aspek, mulai dari eksekusi oleh sutradara, hingga bahasa yang dianggap kaku dan cerita yang dinilai lemah.

Salah satu kritik yang sering muncul adalah terkait dengan eksekusi oleh sutradara, Yosep Anggi Noen. Beberapa penonton merasa bahwa penyutradaraan film ini kurang berhasil dalam mengeksploitasi potensi cerita dan karakter-karakternya. Mereka mengkritik bahwa penggambaran dunia distopia yang diharapkan tidak terasa cukup mendalam, dan beberapa adegan terasa kurang kuat dalam menyampaikan pesan yang diinginkan.

Selain itu, banyak juga yang mengomentari bahasa yang digunakan dalam film ini, yang dianggap terlalu kaku dan kurang alami. Beberapa dialog terasa kurang mengalir dan terkesan dipaksakan, sehingga membuat pengalaman menonton terasa kurang autentik. Hal ini dapat mengganggu keseluruhan pengalaman menonton dan mengurangi daya tarik film bagi sebagian penonton.

Tidak hanya itu, beberapa penonton juga mengkritik kelemahan dalam pengembangan cerita. Mereka merasa bahwa plot cerita tidak cukup kuat dan tidak mampu menarik perhatian mereka sepanjang film. Beberapa alur cerita juga dianggap terlalu mudah ditebak dan kurang menawarkan kejutan yang memuaskan.

Hal ini tercermin dalam rating yang diberikan oleh penonton di platform seperti Letterboxd, di mana film ini mendapatkan rating rata-rata sebesar 3,21 dari lima, berdasarkan penilaian 494 akun. Meskipun angka ini tidak dapat dianggap rendah, namun merupakan indikasi bahwa film ini memiliki kekurangan yang cukup signifikan bagi sebagian besar penonton.

Beberapa pengguna yang memberikan rating 2 hingga 3 bintang untuk film "24 Jam Bersama Gaspar" mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap eksekusi cerita yang terkesan kaku. Mereka merasa bahwa film ini menggunakan gaya bahasa yang tidak tepat untuk dituangkan dalam sebuah film, sehingga mengganggu pengalaman menonton mereka.

Salah satu pengguna dengan rating 2,5 bintang mengungkapkan kekecewaannya dengan jujur, "Sebagai orang yang tidak pernah baca novelnya, saya kecewa parah. Kirain akan sebagus atau bersifat eksperimental seperti dua film Anggi Noen sebelumnya." Komentar ini mencerminkan harapan yang tinggi dari pengguna tersebut terhadap kualitas film, terutama setelah mengetahui bahwa sutradara sebelumnya telah menghasilkan karya-karya yang eksperimental dan berkualitas.

Sementara itu, pengguna lain dengan rating yang sama juga mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap logika cerita dalam film ini. Mereka berpendapat bahwa "24 Jam Bersama Gaspar" hanyalah ambisi sutradara yang ingin menampilkan cerita dengan gaya sastra, tanpa memperhatikan logika cerita yang seharusnya menjadi tulang punggung sebuah film.

Kritik ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara gaya sastra dan kualitas cerita yang kokoh dalam pembuatan sebuah film. Terlalu banyak fokus pada penggunaan bahasa yang puitis dan gaya sastra yang eksperimental dapat mengaburkan esensi cerita dan mengakibatkan kehilangan daya tarik bagi sebagian penonton.

Penggunaan bahasa baku dalam film yang ditulis oleh M. Irfan Ramli telah menjadi sorotan bagi beberapa penonton, karena dinilai memengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam cerita. Bahasa yang digunakan, yang mirip dengan bahasa yang biasa digunakan dalam novel, dianggap tidak cocok untuk dituangkan dalam sebuah film, dan gaya cerita yang dipilih juga dinilai tidak mampu mengantarkan pesan secara maksimal kepada penonton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline