Lihat ke Halaman Asli

Rochaeni sabrina

Guru BK SMP Negeri 2 Randudongkal

Peran Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Diperbarui: 7 Desember 2022   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya mengembangkan berbagai aspek kehidupan meliputi perkembangan pribadi, sosial dan karir. Namun kenyataan menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah. Sering kali muncul permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan peserta didik di sekolah, diantaranya adalah masalah yang berkaitan dengan rasa percaya diri.

Pada dasarnya setiap individu diciptakan dengan memiliki rasa percaya diri. Namun setiap individu memiliki tingkat rasa percaya diri yang berbeda, antara yang satu dengan yang lain. Ada yang memiliki rasa percaya diri rendah ada juga yang memiliki rasa percaya diri tinggi, sehingga keduanya dapat menampakkan perbedaan tingkah laku. Tidak semua individu diciptakan dengan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Rasa percaya diri memang sangat diperlukan dalam menjalani kegiatan termasuk kegiatan dalam proses pembelajaran di Sekolah. Banyak remaja yang menganggap kepercayaan diri adalah hal yang tidak bisa dipelajari, mereka menganggap kepercayaan diri berasal dari takdir, sehingga membuat mereka enggan untuk berusaha mengembangkan rasa percaya dirinya.

Setiap individu dapat mengembangkan atau meningkatkan rasa percaya dirinya, dengan mengasah kemampuan yang dimiliki melalui kegiatan-kegiatan sosial karena kepercayaan diri dapat berkembang dengan seiring berjalannya waktu. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting dalam masa perkembangan remaja (Walgito, 2000). 

Percaya diri adalah suatu perasaan dan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki untuk dapat meraih kesuksesan dengan berpijak pada usahanya sendiri dan mengembangkan penilaian yang positif bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga, seseorang dapat tampil dengan penuh keyakinan dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan tenang (Angelis, 2003; McClelland (dalam Luxori, 2005). Kepercayaan diri berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam proses kehidupan seseorang. Kepercayaan diri merupakan salah satu modal utama kesuksesan untuk menjalani hidup dengan penuh optimisme dan kunci kehidupan berhasil dan bahagia (Leman, 2000; Taylor, 2009) dalam Fitri,2018).

Menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal yang tidak mudah namun sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan membangun rasa percaya diri dalam satu bidang kehidupan, maka hal itu akan menyebar ke semua aspek dalam hidup kita. Terkadang rasa percaya diri bisa muncul secara berlebihan sehingga mengarah pada kesombongan. 

Mereka yang merasa rendah diri biasanya berpura-pura memiliki rasa percaya diri yang kuat. Semakin merasa minder, semakin ia tampil dengan rasa percaya diri yang semu. Kurangnya kecerdasan sosial itu membuatnya menjadi orang yang arogan.

Mengingat betapa pentingnya rasa percaya diri, maka setiap tempat dan suasana perlu dibangun secara optimal dan positif. Bagi orang tua dan pendidik diharapkan wajib membantu perkembangan rasa percaya diri pada anak dan saling menyadari bahwa dengan memiliki rasa percaya diri yang positif pada diri anak akan membawa keuntungan di berbagai pihak.

Dalam menumbuhkan rasa percaya diri perlu adanya dorongan, baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Individu yang memliki rasa percaya diri yang rendah dapat melatih dirinya dengan meningkatkan hubungan sosialnya yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sosial. Kegiatan sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu seperti kegiatan-kegiatan ekstra maupun intro yang ada di Sekolah.

Kegiatan yang ada di sekolah sebagai wadah peserta didik dalam menumbuhkan atau meningkatkan rasa percaya dirinya melalui bakat yang yang dimiliki. Selain kegiatan-kegiatan yang ada, sekolah juga memberikan fasilitas pelayanan seperti layanan bimbingan dan konseling. Melalui  layanan bimbingan dan konseling peserta didik mendapatkan hak untuk menerima layanan seperti bimbingan kelompok, konseling kelompok maupun individu. Dalam hal ini peserta didik dapat mengembangkan atau menumbuhkan rasa percaya dirinya melalui kegiatan kelompok, seperti bimbingan kelompok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline