Lihat ke Halaman Asli

Roby Martin

Penulis Paruh Waktu

Jadi Kecoa di Tengah Kota

Diperbarui: 10 Oktober 2024   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com

"Kenapa badan gue gatel semua, ya?" gumam Beni sambil membuka matanya perlahan. Lampu kamar kos yang temaram bikin pandangannya sedikit buram. Tapi saat ia mencoba bangun dari tempat tidur, ada sesuatu yang aneh.

Tangannya... eh, tunggu. Itu bukan tangan. Itu... kaki? Atau apa ini? Kakinya jadi banyak!

"Ya Tuhan, gue jadi kecoa?!" Beni menjerit kaget, mencoba meraba tubuhnya yang sekarang berbentuk keras dan berkaki banyak. "Ini mimpi, kan?" Tapi enggak, semua terasa nyata. Dia benar-benar berubah jadi kecoa raksasa.

Kamar kosnya yang sempit sekarang terasa seperti labirin. Sambil panik, Beni berusaha jalan. Tapi, kakinya yang kecil-kecil ini malah bikin dia susah bergerak. "Sial, gimana caranya gue keluar dari sini?"

Semalam sebelumnya, Beni hanyalah mahasiswa semester akhir yang lagi stres ngerjain skripsi sambil mikirin tagihan kos yang belum dibayar. Nggak ada tanda-tanda aneh yang menunjukkan kalau dia bakal bangun jadi serangga menjijikkan. Dia bahkan sempat bercanda di grup WA, "Kalau skripsi ini nggak kelar, gue rela berubah jadi kecoa."

Nah, ternyata ucapan itu jadi kenyataan.

Beni berusaha keluar dari kamarnya, tapi tangannya---eh, maksudnya kakinya yang kecil-kecil itu malah tersangkut di lipatan karpet. Sambil berguling-guling, dia merenungi nasib. "Apa gue bakal jadi kecoa selamanya? Gimana cara gue balik jadi manusia?"

Tiba-tiba, suara pintu depan terdengar. Itu pasti ibu kos! Beni gemetaran. "Jangan-jangan gue dipel!" pikirnya, horor membayangkan nasib kecoa yang selalu jadi korban sandal dan sapu.

Dia panik, buru-buru lari ke sudut kamar, bersembunyi di balik lemari. Suara sandal ibu kos semakin mendekat. "Beni? Beni? Kok nggak ada suaranya?" teriak ibu kos sambil mengetuk pintu.

Beni ingin menjawab, tapi suara yang keluar hanya desis kecoa. "Sialan, gue nggak bisa ngomong!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline