Lihat ke Halaman Asli

Roby Martin

Kadang jadi Penulis dan lebih sering jadi Buruh Pabrik

Rajin Doa Kaya Raya tetapi Tidak Terkabul

Diperbarui: 7 Agustus 2024   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Menginginkan berlimpahnya uang dengan jalur langit, agaknya gampang-gampang susah, tergantung takaran rezeki masing-masing. Ada yang dipermudah dengan doanya tersebut dan ada juga yang masih serba kekurangan.

Efektivitas doa dalam mewujudkan keinginan kita masih belum signifikan mengubah, diutamakan adalah sebesar apa kerja cerdas kita untuk mencapai keinginan tersebut. Fungsi doa untuk mendukung dan pemantap hati agar keinginan yang dikejar dapat tercapai sesuai dengan harapan kita.

Bahkan rajinnya doa kita agar bisa kaya raya belum tentu bisa mendapatkan seperti yang kita inginkan. Dikatakan belum tentu karena banyak faktor pendukung lainnya yang menentukan terkabulnya doa-doa kita. Rumusannya adalah tindakan atau usaha berbanding lurus dengan hasil pencapaian yang diharapkan.

Sebaiknya doa yang rajin itu diikuti dengan tindakan nyata yang mengantarkan kita kepada datangnya uang yang lebih banyak, seperti adanya bisnis sampingan, jualan makanan, pakaian, online shop dan seterusnya. Kita jangan berhenti dirajinnya doa saja, coba dimaksimalkan juga usaha atau bisnisnya.

Realistis saja karena selama ini uang yang didapatkan dari gaji perusahaan, saya tidak bisa hanya mengharapkan uang lemburan yang datangnya tidak menentu, kalau mau saya belajar bisnis atau jualan untuk menambah penghasilan. Ini semua adalah wujud agar doa yang dihaturkan kepada Allah ada tempat untuk menyalurkannya, selain dari gaji bulanan perusahaan.

Kalau bisnis tidak diupayakan, impian ingin menjadi kaya raya dengan gaji dan jabatan yang saat ini, mencapai impian kaya raya rasanya sulit. Oleh karena itu nalar saya sebatas, gaji saya segini maka menyesuaikan diri agar pengeluaran tidak besar melebihi batas maksimal toleransi yang telah disepakati di arus kas pengeluaran keluarga.

Menunggu rezeki yang tidak terduga lewat jalur keahlian yang saya miliki karena jarang iklan lagi di media sosial, otomatis pesanan untuk menggunakan jasa keahlian saya pun berkurang bahkan tidak ada sama sekali.

Dengan begini saya memilih hidup pas-pasan, pas ada uangnya boleh dibeli dan ketika tidak ada uangnya lebih baik tidak usah dipaksakan membelinya. Sebisa mungkin tidak berhutang dengan orang lain dan menolak meminjamkan uang ke orang lain karena saya paham ketika meminjamkan ada kemungkinan uangnya tidak dikembalikan, kalau ada uang lebih sebaiknya diberikan untuk membantunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline