Lihat ke Halaman Asli

Roby Martin

Menulis di sini dan saat ini

Fenomena Hijrah, Lebih Dekat dengan Agama atau Menjadi Sosok yang Menyebalkan?

Diperbarui: 15 Juli 2024   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Canva.com

Titik hijrah seseorang bisa menjadi momen penting dalam hidup. Banyak yang mengalami perubahan besar, baik dari segi pemikiran maupun penampilan, ketika mereka merasa lebih dekat dengan agama. Mereka mulai mengenakan pakaian yang lebih sesuai dengan ajaran agama, menghindari hal-hal yang dianggap tidak islami, dan lebih sering mengajak orang lain untuk mengikuti jalan yang mereka yakini paling benar.

Perubahan ini sering kali didorong oleh keinginan tulus untuk menjadi lebih baik dan mendapatkan hidayah. Namun, hijrah tidak selalu menjadi patokan bahwa seseorang otomatis menjadi lebih baik. Kadang, orang yang baru berhijrah bisa menjadi sosok yang menyebalkan karena merasa paling benar sendiri. Mereka mungkin cenderung menyalahkan dan menghakimi orang lain yang belum berhijrah, tanpa mempertimbangkan perjalanan spiritual setiap individu berbeda-beda.

Sebagai contoh, seorang teman yang dulu dikenal santai dan fleksibel tiba-tiba berubah drastis setelah berhijrah. Dia kini sering memberikan ceramah kepada teman-temannya tentang pentingnya mengikuti ajaran agama yang benar. Awalnya, niatnya bagus, ingin teman-temannya juga merasakan indahnya iman Islam. Namun, sikapnya yang kaku dan suka menghakimi justru membuat beberapa teman menjauh.

Fenomena ini menunjukkan bahwa hijrah adalah proses yang kompleks. Meskipun tujuannya baik, penting bagi mereka yang berhijrah untuk tetap rendah hati dan memahami bahwa setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang unik. Mengajak orang lain ke jalan yang lebih baik bisa dilakukan dengan cara yang lebih lembut dan penuh pengertian, tanpa memaksa atau menghakimi.

Dalam menghadapi tantangan ini, kuncinya adalah keseimbangan. Hijrah seharusnya membuat seseorang lebih baik, bukan hanya dalam hal ketaatan beragama, tetapi juga dalam berinteraksi dengan sesama. 

Menyebarkan kebaikan dan ajaran agama dengan cara yang bijaksana dan penuh kasih sayang akan lebih efektif daripada bersikap sok benar dan menghakimi. Dengan begitu, hijrah tidak hanya menjadi momen perubahan diri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang lain untuk mencari dan menemukan hidayah dengan cara mereka sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline