Lihat ke Halaman Asli

Roby Martin

Penulis Paruh Waktu

Mengenali Tuhan Tanpa Nama

Diperbarui: 30 Juni 2024   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika ingin mengenali diri sendiri, biasanya Tuhan dibawa untuk diikutsertakan dikenali juga. Siapa yang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya. Hubungan diri dan Tuhan ini memiliki keterikatan yang kuat, sehingga diri dan Tuhan berdampingan sebagai objek yang dikenali oleh manusia.

Apakah Tuhan dan diri ini kedudukannya setara atau ada yang lebih tinggi? pada umumnya mengatakan Tuhan punya kedudukan lebih tinggi, sedangkan manusia berada di bawahnya. Tuhan adalah tuan dan manusia adalah hamba. 

Lain lagi yang mengatakan bahwa Tuhan dan manusia adalah kesatuan yang tidak terpisahkan. Manunggaling kawula lan gusti yang artinya menyatunya antara manusia sebagai hamba dan Tuhan. Di dalam diriku ada Tuhan dan di dalam diri Tuhan ada Aku. Lantas siapa Aku?

Jika aku adalah Roby Martin, terus siapa nama Tuhan? Bukankan keindahan bunga mawar itu terletak pada wanginya, bukan terdapat pada namanya. Saya rasa keindahan Tuhan bukan terdapat dari namanya, namun ada pada sifat-sifat mulia dalam mengejawantahkan nilai-nilai ketuhanan.

Bagaimana jika kita bisa mengenali Tuhan tanpa nama? Caranya dapat dimulai dengan belajar mengamalkan nilai-nilai kebaikan sering disematkan di nama Tuhan yang serba maha dengan semua kebaikannya.

Tuhan tanpa nama tidak berasal dari agama mana pun, sebagaimana Tuhan yang tidak memeluk agama manapun. Tuhan berdiri sendiri tanpa nama, agama dan apapun yang dilekatkan kepadanya. Tuhan adalah kehidupan yang dinamakan apapun atau tidak tetap berjalan sebagaimana adanya.

Melampaui label penamaan artinya kita memfokuskan tindakan kepada kebaikan tanpa perlu menanyakan agamanya apa dan menyembah Tuhan yang mana. Tuhan yang menjadi realitas yakni ketuhanan. 

Ketuhanan merupakan sifat-sifat Tuhan yang diwujudkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kita menjadi orang yang pengasih dan penyayang karena kita sedang mengamalkan nilai-nilai atau sifat dari Tuhan.

Sikap berketuhanan ini sudah meletakkan Tuhan tanpa nama sebagai dasar untuk menjalani langkah spiritualnya. Tuhan ada ataupun tidak ada bukan lah masalah, karena yang lebih utama dari itu semua adalah berbuat baik yang terinspirasi oleh sifat-sifat baik Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline