Lihat ke Halaman Asli

Rendahnya Kualitas SDM Indonesia Dipicu Kurikulum yang Selalu Berubah

Diperbarui: 17 Oktober 2024   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta -- Roby Irzal Maulana, seorang dosen dan penulis novel, menyampaikan pandangannya tentang rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang diakibatkan oleh kebijakan pendidikan yang sering berubah-ubah. Menurut Roby, ketidakstabilan dalam kurikulum pendidikan Indonesia telah menyebabkan ketidakjelasan dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan pengembangan keterampilan siswa.

"Kurikulum pendidikan kita seperti tak pernah menemukan bentuk ideal. Setiap kali ada pergantian pemerintahan atau menteri, selalu ada perubahan kebijakan yang tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang. Hal ini membuat siswa dan pengajar bingung serta tidak mampu fokus pada pengembangan keterampilan yang relevan," ungkap Roby yang juga dikenal lewat karya novelnya yang kritis terhadap situasi sosial dan politik.

Menurut Roby, perubahan kurikulum yang terlalu sering juga berimplikasi pada minimnya persiapan tenaga pendidik. Guru-guru kerap kali tidak mendapatkan pelatihan yang memadai dalam waktu yang singkat untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum baru. "Ini seperti memaksa guru untuk mengajar tanpa panduan yang jelas, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas pembelajaran di kelas," jelasnya.

Dia menekankan bahwa untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, diperlukan konsistensi dan stabilitas dalam sistem pendidikan. Kurikulum harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang, termasuk perkembangan teknologi dan tuntutan pasar kerja. "Jangan sampai siswa hanya belajar teori tanpa tahu cara mengaplikasikannya di dunia nyata. Ini yang membuat banyak lulusan tidak siap bersaing di dunia kerja global," tambahnya.

Roby juga mengajak semua pihak untuk berpikir kritis dan berinovasi dalam mendesain kurikulum yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman. Baginya, kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku industri sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang kompetitif dan siap menghadapi tantangan global.

Sebagai seorang penulis, Roby Irzal Maulana tidak hanya mengamati dunia pendidikan dari sisi akademis, tetapi juga menyisipkan kritik sosial dalam karyanya. Novelnya yang berjudul Pedang Api Mahameru mencerminkan bagaimana konspirasi politik dan kepentingan kekuasaan dapat berdampak buruk pada kebijakan, termasuk di sektor pendidikan.

Dengan demikian, Roby berharap agar ke depannya Indonesia dapat memiliki kurikulum yang lebih stabil, relevan, dan mampu meningkatkan kualitas SDM yang kompetitif di tingkat internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline