Lihat ke Halaman Asli

Rezeki yang Tak di Duga-duga

Diperbarui: 30 Mei 2017   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Keinginan untuk membantu suaminya bekerja sangat kuat, inilah yang dilakukan oleh seorang ibu dari dua orang anak  yang bernama ibu  Siti Nafisah. Berawal dari beberapa  pakaian dan krudung,  kini sudah mulai berjualan sprei dan bad cover., disini dia melayani kredit ataupun kes (langsung lunas) tetapi kebanyakan orang meminta kredit (nyicil).

Setiap tiga bulan sekali ia pergi ke banyuwangi untuk mengambil barang baru dan mengembalikan atau menukarkan barang yang masih tersisa. Ia ke banyuwangi bersama suaminya tetapi suaminya harus  pulang dahulu dikarenakan harus mengajar.  Dan akhirnya  ia pulang diantar oleh bapaknya. Dalam bisnis mengreditkan pakaian dan sebagainya, ia pernah merasa putus asa karena  orang-orang yang membeli dagangannya lama tidak membayarnya sedangkan ia harus balik modal agar dapat mengambil barang yang baru. Akhirnya ia mempunyai ide agar modal cepat kembali, jika ada yang pesan harus memberikan DP terlebih dahulu dan bagi orang-orang yang lama mengkredit, ia memberikan  waktu atau jika belum lunas orang tersebut tidak boleh memesan atau mengambil  barang kembali sampai hutangnya lunas. Sebenarnya ia tidak tega tetapi mau bagaimana lagi ini semua dilakukan untuk kelangsungan bisnisnya.

Setelah sekian lama menjual pakaian dan sebagainya, kemudian  ia mencoba menjadi member shoppie martin untuk menambah dagangannya. Jika ia belum mengambil barang baru di Banyuwangi, ia menawarkan shoppie martin dengan cara menujukkan katolog shoppie martin kepada pelanggannya yang sudah lama membeli barangnya. 

Setelah kedua bisnisnya berjalan dengan baik ia menambah bisnis lagi menjadi member tapperweer tetapi dengan cara yang berbeda  yaitu  siapa yang memesan tapperweer harus membayar terlebih dahulu karena tapperweer ini membutuhkan modal yang cukup besar maka dari itu tidak mengreditkan (nyicil). Bisnisnya ini semakin tahun semakin berkembang dan sudah mempunyai banyak pelanggan. Di rumahnyalah ia menjual mulai dari baju muslim  laki-laki, perempuan, dewasa, remaja, anak-anak, krudung, baju atasan dan lain-lain. Ia masih  belum mau untuk membuka butik sendiri dikarenakan dagangan nya masih terlalu  kecil untuk dibuatkan butik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline