Lihat ke Halaman Asli

Hubungan Guru BK dengan Terjadinya Tawuran Pejalar

Diperbarui: 23 Oktober 2016   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dimana remaja melakukan perkelahian tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Para remaja yang mengalami hal ini lebih terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa beroikir terlebih dahulu apakah akibat yang ditimbulkan dan mempunyai ketidakstabilan emosi biasanya mudah frustasi, tidak bisa mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang disekitarnya.

Faktor eksternal antara lain faktor keluarga, sekolah dan lingkungan. Tetepi disini lebih menekankan di sekolah karena anak remaja sering melakukan tawuran terutama pada kota-kota besar, ini sangat merugikan banyak pihak dan remaja   melakukan tawuran pada saat jam sekolah atau masih mengunakan seragam sekolah seperti yang terjadi di sebuah sekolah SMK terdapat tiga pelajar bersama belasan temannya melakukan penyerangan pada sekolah lain yang menjadi musuh bebuyutan mereka.

Sebagai guru terutama guru BK apa yang harus dilakukan dengan prilaku siswa-siswanya yang menjadi anaggota tawuran tersebut? Sudahkah Guru BK melaksanakan tugasnya dengan cara yang benar? Siswa melakukan tawuran pada saat sekolah atau masih berseragam sekolah karena guru kurang memerhatikan siswanya. Guru BK seharusnya bisa menjadi teman dekat kepada siswa terutama pada anak yang sering bermasalah. Jangan sampai siswa berpikir kalau guru BK sebagai polisi sekolah tetapi bikin siswa berpikir guru BK adalah sahabat baik mereka yang bisa membantu dan menampung keluh kesah mereka.

Jadi sebagai pendidik terutama guru BK harus memahami betul masalah-masalah yang dihadapi siswa, masa remaja adalah masa-masa dimana mereka masih belum bisa mengendalikan emosinya dengan baik. tawuran pada remaja bisa diakibatkan kurangnya memberikan palayanan dengan baik pada seorang pelajar sehingga mereka kurang memahami berprilaku sesuai norma yang ada selain itu sekolah  kurang memberikan pengarahan, seminar tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang siswa dan memberikan ekstrakurikuler agar siswa mempunyai kegiatan yang bisa membuat siswa tidak tawuran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline