Lihat ke Halaman Asli

Robi Setiawan

Mengaku Jurnalis

Ridwan Kamil Bongkar 3 Syarat 2045 Tahun Emas

Diperbarui: 6 Agustus 2022   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyetujui konsep 2045 disebut tahun emas. Namun menurutnya setidaknya ada tiga syarat untuk mencapai hal tersebut; yaitu jangan bertengkar, SDM luar biasa, dan ekonomi masa depan.

1. Jangan Bertengkar
Pria yang akrab disapa Emil ini menyebut Indonesia terlalu banyak bertengkar terkait urusannya sendiri. Hal tersebut membuat Indonesia sulit mengejar negara-negara yang sudah maju.

"Urusan sepakbola, urusan pilpres, urusan beda baju, dan sebagainya
Ini negara kebanyakan bertengkar di dapur, di urusannya sendiri, sehingga tidak punya waktu untuk berkembang mengejar negara-negara yang sudah maju," kata Emil, dipantau dari Youtube Forum Pemred, Sabtu (6/8).

2. SDM Luar Biasa
Terkait kualitas SDM, emill menyinggung persoalan stunting yang sampai sekarang menghantui 25% anak Indonesia. Menurutnya memberantas stunting penting demi terciptanya generasi unggul pada 2045.

"Walaupun Ayu Ting-ting Rambutnya tidak keriting, memberantas stunting itu penting, karena stunting itu akan melahirkan di 2045 generasi beban negara, generasi bansos, dan sebagainya," ujarnya.

3. Ekonomi Masa Depan
Beberapa poin ekonomi masa depan di antaranya hilirisasi industri dan ekonomi digital. Ia menyebut pemerintahan Jokowi telah membuktikan dampak positif dari hilirisasi industri. Sementara itu, ekonomi digital telah ia terapkan di Jawa Barat.

Selain itu, ekonomi masa depan juga perlu memperhatikan ekonomi hijau dan ekonomi berkeadilan. Indonesia miliki segala hal pendukung ekonomi hijau. Indonesia juga-dalam Pancasila sila ke-5 menekankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

"Jadi suatu hari negeri paling luar biasa itu adalah Indonesia," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline