Lihat ke Halaman Asli

Robi Firnando

Man Jadda Wajada

Sepotong Hati yang Berkelana

Diperbarui: 29 Juni 2022   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto (dokpri)

Rintik hujan kian terus menghujam rumah, seolah pertanda langit sedang berduka.

Menghela napas dan bertanya perlahan. Berusaha mencair suasana yang sedang gunda gulana.

Canggung sekali rasanya malam ini, dalam hati aku bertanya "apakah kau baik-baik saja disana?"

Beberapa tahun silam, di tempat yang berbeda ku terima balasan surat darimu. Tak ada kesedihan di sana.

Ku baca kata demi kata, kalimat demi kalimat balasan surat darimu dengan penuh bahagia hingga ku larut dalam harap dan do'a.

Angin yang tampak gelisah seolah memberi tanda bahwa ada berita yang layak untuk segera dibaca.

Langit yang kini kian semakin gelap telah menggumpal menyerupai badai. Risau? Sedikit.

Terdiam. Kembali menghela napas dengan kepala tertunduk.

Terpaan angin semakin kencang, seolah berbisik bahwa kau merindukan ku.

Aku tidak menduga, setelah cukup lama berhasil pergi tanpa ada kabarmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline