Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bidal mempunyai definisi :
1. Peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran.
2. Sarung jari yang dipakai sebagai pelindung ujung jari ketika menjahit.
3. Tudung akar yang terdapat pada ujung akar untuk memelihara dan melindungi akar agar tidak rusak.
Di antara ketiga makna dari kata bidal tsb, yang saya ingin ajak anda adalah menikmati sekilas tentang bidal the thimble, yaitu alat jahit silindris yang melindungi ujung jari ketika mendorong jarum ke dalam kain/bahan yang tebal.
Sejarah bidal
Jika menjahit sudah terjadi sekitar 30.000 tahun sebelum Masehi (menurut tanggal jarum tulang yang pertama kali ditemukan di Rusia dimana jarum ini digunakan untuk menjahit kulit binatang, bulu dan bahan organik lainnya) kemunculan bidal baru ada sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. Sebelumnya jarum itu di buat dari benda-benda alam seperti kerikil atau potongan kayu.
Tampaknya bidal pertama berbentuk cincin dan dapat ditemukan di negara negara sekitar laut mediterania seperti Mesir, Yunani kuno dan pada saat Kekaisaran Romawi.
Sekitar abad ke-10, bidal dengan cepat menjadi alat yang sangat diperlukan untuk menjahit. Umumnya dibuat dari perunggu, bentuknya mirip dengan bidal kontemporer. Tembaga, yang lebih lunak dan lebih murah dari perunggu, banyak digunakan pada abad Pertengahan dan Renaissance. Pada abad ke 17, bidal menjadi objek yang mulia dan mewah. Pada saat inilah terdapat bidal dari logam perak dan emas, beberapa di antaranya tetap merupakan karya seni sejati, yang banyak dicari dewasa ini.
Pada abad kedelapan belas, bidal yang terbuat dari porselen mulai bermunculan. Masa keemasan bidal berlanjut hingga awal abad ke XX, dengan perkembangan industri tekstil dan perkembangan pesat jahit menjahit.
Bahan dasar bidal ini sangat bervariasi. Ada yang terbuat dari logam seperti perunggu, perak, emas, tembaga, kuningan, dari porselen, dari gading, dari kayu dll.