[caption caption="RTC"][/caption]Minggu Kedua {Terinspirasi Novel}
Dalam kesendirian,
Kau hampiri dirinya penuh kelembutan
Dia resah terselubung tenang
Adakah Kau dengar gemuruh itu?
Hempasannya ganas menerjang lubuk hati
Menggulung, membukit, dan reda di pantai kesyahduan
Dia letih,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Deburan itu menyentak , menghujam kalbu
Kerinduannya, membasuh jiwa dipancuran beningMu
Dalam kesunyian,
Kau lantunkan melodi simphoni alam
Lemahnya berpantul transparansi perkasa
Adakah Kau lihat bulir bulir kehampaan?
Deras mengguyur, mencekam, bergetar
Tertebar disudut jiwa mengalir ditepian sukma
Dia jenuh,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Risau gundah otoriter bertahta memanipulasi
Impiannya, berpijak disyahdu permadani beludruMu
Salahkah dirinya yang mencintai sang pujaan hati
Kekasihnya wujud dari dua benua berbeda
Dinuansa Iman, kultur dan masa lalu
Bahasa dapat mempersatu
Renjana terkelindan penuh gelora
Waktu dan jarak bertemu mematri
Landas pijak labil meramuh
Perlahan terpapar pelangi rasa
Logika merelatif dalam akal budi
Tersandung terbangun terluka terperih
Berlanjut dalam teka teki nasib
Kandas bahtera bablas harapan
Terdengar senandung irama sapaMu
Disayup tepian temaram malam
Membelai mahligai dingin sukma
Dalam dekap pesona rangkulan asmara
Kembali dibaca surat cintaMu
Dinaungan mesra senandung subuh
Rekah bibir senyum kekalbu
Mengapa relung hati masih bercelah?
'Pujaan Akbar...
Maafkan daku nan terlena', ratap hibanya
Terpana kilau terpatri gegaduh semu
Sibuk memburu aneka bayu
Dinuansa fajar sujud haru
Agung cintanya hanya untuk Mu
Berkahilah bakti dan kagumnya padaMu
Wahai Pencipta eksistensinya.
Anna Skl, 14 Maret 2016