Cemburu terlukis tanpa warna rindu.
Aku penonton tak diundang
Dialtar pagelaran semu
Menyibak sandiwara nan meradang
Berbaur harap berpicu bayang
Seksama menjegal kerdip netra
Mengasah urai buaian kalimat
Tergurat mutu manikam digegap riuh
Mungkinkah renjana masih terpatri?
Hujan bisu nan kau deraskan
Mencuci noda rahasia bathin
Angin belaian ke tak acuhan
meniup kisah nan tertinggal
Benih nan ranum kau percik api
Tersulut ladang bablas aksara
Hilang harap dalam rujukan
Paranada dialog virtual
Merentang duga mengawang sangka
Merengkuh renyah pelangi desir
Bergelayut menerawang cakrawala angan
Terkesima ditepian hati
Memendam mega warna lara
Pijar getar merasuk sukma
Mengulum senyum melirik kuncup puspa
Parau penat meliuk gundah
Sembul murka tertimbun tangkup logika
Pulas rundung digeliat celoteh gelora asa
Belenggu temali nestapa terberai serpihan restu
Tertepis sesal dilorongi nama semumu
Cemburu terlukis tanpa warna rindu.
Anna Sangkala, Januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H