Lihat ke Halaman Asli

Redup Amarah

Diperbarui: 10 Januari 2016   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Redup Amarah

Dirimu dan dirinya
Laksana dua benua terpisah samudera
Status, nalar dan netra hati
Penuh nuansa warna pelangi
Perlukah mimpi tuk menjembatani?

Setahun dilabuhkan perahunya
Terlilit sepoian bayu dermagamu
Terpesona rangkaian bunga katamu
Walau tak harum pengurai sepi semu
Berkelindan dari menit ke hari, seru

Koleksi foto selir selirmu
Terpampang benderang dialbum maya
Pelepas rindu kasih nan tergapai
Perlipur derita dunia antah berantahmu
Hadirnya hanya bayangan tak tersentuh

Lautan kecewa meletup mendidih
Terhembus taifun meliung ria
Ombak menggulung dan membukit
Berkejaran menjulang menjurang
Deras mendayu melebur dipesisir lara

Terhuyung pualam hati nan berkeping
Lantunan kata tak lagi bermelodi merdu
Larik aksara terbelenggu degup jantung
Terkelu lidah terkunci labium
Tatapan harap terhalang remang temaram

Ditarik jangkar melaju bahteranya
luapan amarah redup disejuk pantai pengertian
Nestapa nurani tertimbun rangkaian puspa ikhlas
Pelita asa kembali bersinar merona kalbu
Seakan tiada penyesalan, dirimu bukan untuknya.

Anna Skl, 10 Januari 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline