Lihat ke Halaman Asli

Robi Akbar

Freelancer

Edukasi tentang Kanker Serviks dan Kanker Payudara sebagai Penyebab Kematian Tertinggi pada Wanita oleh Tim Dosen D4 Analis Kesehatan/TLM UHAMKA

Diperbarui: 12 Juni 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Dosen D4 Analis Kesehatan/TLM UHAMKA

Tim dosen dari Prodi D4 Analis Kesehatan/Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA) Jakarta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat pada Sabtu, 18 Mei 2024. Kegiatan sosialisasi ini ditujukan kepada ibu-ibu kelompok Permodalan Mekar Madani, yang berlokasi di Klender, Jakarta Timur dengan tema "Edukasi Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks", kegiatan ini menghadirkan Nurul Azmah Nikmatullah, Dosen Prodi D4 Analis Kesehatan/TLM UHAMKA sebagai narasumber. Beliau menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks.

"Penyebab kematian tertinggi di dunia disebabkan oleh kanker, dan kanker serviks masuk urutan ke-4 sebagai penyebab tertinggi kematian pada wanita. Diketahui bahwa kasus kanker serviks meningkat menjadi 1,79% di tahun 2018, hal ini dapat disebabkan masih kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan kanker serviks itu sendiri," ujar Nurul dalam sosialisasi tersebut.

Menurut Nurul, tantangan deteksi dini khususnya kanker serviks tidak hanya dari keterbatasan teknologi dan aksesibilitas fasilitas kesehatan, tetapi dari rasa takut dan kekhawatiran wanita untuk menjalani pemeriksaan. Hal ini menjadi kendala yang sulit diatasi. Oleh karena itu, upaya edukasi dan sosialisasi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran wanita agar lebih peka terhadap kondisi kesehatan mereka sejak dini melalui pemeriksaan skrining deteksi kanker serviks.

Penyampaian Edukasi Kanker Serviks dan Payudara (Nurul)

Skrining merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit yang berpotensi menimbulkan dampak serius. Untuk kanker serviks, skrining dilakukan dengan mencari perubahan-perubahan pada sel serviks yang dapat berkembang menjadi kanker. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang bersifat onkogenik. Serviks adalah organ khusus wanita yang terletak di bagian bawah rahim, atau sering disebut "leher/mulut rahim". Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Test IVA dilakukan dengan mengusapkan asam asetat/asam cuka 3%-5% ke dinding leher rahim. Selain itu, upaya pencegahan untuk mengurangi risiko terjadinya kanker serviks dengan melakukan vaksin HPV dan bagi wanita yang sudah berhubungan seksual ataupun berusia >21 tahun direkomendasikan untuk rutin menjalani pemeriksaan Pap Smear 1-3 tahun sekali.

"Berdasarkan informasi dari KEMENKES, kanker serviks dapat menular melalui kontak langsung secara seksual, sehingga wanita yang sering bergonta-ganti pasangan, melakukan aktivitas seksual di usia muda (<20 tahun), ataupun berhubungan seksual dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan akan berisiko tinggi terinfeksi kanker serviks. Selain itu, beberapa faktor lainnya seperti adanya riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul (IMS), melahirkan banyak anak, perokok aktif ataupun pasif, memiliki keturunan kanker, tidak menjaga kebersihan organ reproduksi, ataupun terjadi penurunan kekebalan tubuh akibat penyakit lainnya", papar Nurul saat menjelaskan tentang faktor risiko terjadinya kanker serviks.

Kanker serviks pada stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda khas, sehingga banyak wanita tidak menyadarinya dan baru mengunjungi fasilitas kesehatan saat sudah berada di stadium lanjut. Oleh karena itu, jangan menunggu sampai ada keluhan untuk menjalani pemeriksaan. Gejala yang ditimbulkan ketika sudah memasuki stadium lanjut, meliputi nyeri panggul, haid tidak teratur, nyeri saat berhubungan seksual, pendarahan spontan tidak di masa haid, keputihan atau keluar cairan encer berlebihan, dan pendarahan saat masa menopause.

Menjalani pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga kebersihan diri adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah kanker serviks. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan informasi tentang cara-cara untuk mencegah kanker serviks, seperti melakukan vaksinasi HPV, menjalani skrining secara rutin, serta menghindari perilaku merokok sebagai salah satu faktor penyebab kanker serviks. Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting untuk memotivasi seseorang agar menjaga kesehatan. Konsultasi dengan dokter secara berkala juga disarankan untuk mendapatkan nasihat dan deteksi dini. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan, dan motivasi yang kuat untuk menjaga kesehatan, karena pencegahan kanker serviks memerlukan upaya yang konsisten. Semoga kita semua dijauhkan dari bahaya yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Foto Bersama Tim Dosen dengan Peserta 

Setelah kegiatan pemaparan narasumber, tim pengabdian masyarakat melakukan dokumentasi bersama seluruh peserta dan membagikan sembako kebutuhan pokok agar meningkatkan semangat serta menyegarkan kembali fikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline