[caption id="" align="alignnone" width="631" caption="Mita Diran pernah memasang foto di Twitter yang ungkapkan ia pernah lembur 8 hari - FOTO TWITTER"][/caption] ROBERTUSSENJA.COM - Meninggalnya Mita Diran, seorang copywriter menyisakan kepedihan bagi semua orang. Mita Diran yang meninggal diduga karena kelelahan setelah lembur 30 jam dan menenggak minuman berenergi menjadi perhatian semua orang. Bekerja pada dasarnya untuk hidup, namun kondisi pekerjaan membuat wanita ini harus lembur melampaui kemampuan fisiknya. Perusahaan tempatnya bekerja belum memberikan tanggapan, terkait penyebab meninggalnya Mita Diran, namun sudah memberikan ucapan belasungkawa. Belajar dari kisahnya agar ke depan tak terulang, Robertussenja.com mencoba melihat akun twitter Mita Diran yang menjadi perhatian banyak orang, Selasa (17/12/2013). Seperti yang telah diberitakan status terakhir Mita Diran sebelum meninggal, "30 hours of working and still going strooong." Menjadi perhatian banyak orang. Setelah menelusuri foto dan video ada satu foto menarik. Sebuah foto punggung perempuan yang ditempeli koyo biasanya digunakan saat masuk angin atau kecapaian. Pada satu koyo diantara 3 di punggung perempuan tersebut tertulis,"Ini gara-gara lembur 8 hari, you know, demi Tuhaaaan". Koyo lainnya bertulis,"Eke kemasukan angin beliung ***tama". Koyo lainnya ada logo sebuah bank dan simbol hati. Foto yang diunggah Mita tertanggal 30 Mei tersebut apakah sudah menunjukkan sebuah indikasi beratnya pekerjaan yang ia pikul atau hanya sebuah lelucon. Terlepas itu serius atau hanya lelucon, namun yang jelas, status akhir menunjukkan Mita Diran lembur 30 jam yang akhirnya mengantarnya pada kematian. Kisah Mita menjadi pembelajaran bagi pekerja muda yang kerjanya dikejar deadline hingga tak kenal waktu. Kompas.com misalnya, setelah kasus Mita Diran, langsung membuat liputan seputar pekerjaan yang sama dan digeluti Mita Diran. Melalui artikel tersebut diakui oleh beberapa orang yang menjalani profesi sebagai copywriter, menjalani pekerjaan setiap hari di tengah tuntutan deadline sangat rawan terhadap stres. Seorang pekerja kreatif bernama Alia, misalnya, ia menilai kebiasaan pulang larut malam untuk menyelesaikan tugasnya adalah hal yang lumrah. "Copywriter merupakan pekerjaan yang tidak kenal waktu dan bila dalam tekanan bsia menyebabkan stress. Bagi copywitter pulang jam 8 atau 9 malam merupakan keistimewaan, sedangkan pulang jam 10 atau 11 malam adalah hal biasa," katanya saat dihubungi KOMPAS health Senin (16/12/2013) kemarin. Kondisi ini dikarenakan seorang copywriter harus mengikuti semua proses kreatif, mulai dari brainstorming ide untuk iklan hingga persetujuan dengan pihak pengiklan dan perusahaan. Padahal ide untuk membuat suatu tulisan, yang menjadi kewajiban seorang copywriter, tidak selalu muncul. Hal senada juga dikatakan Miranda, seorang copywriter di sebuah agensi periklanan. "Paling berat kalau seorang copywriter wajib ikut syuting, yang mengharuskan tidak pulang selama beberapa hari. Terkadang untuk suatu iklan kita harus memperhatikan sampai detail, demi memuaskan klien," ujarnya. Tekanan ini, menurut Miranda, dikarenakan ide tersebut harus memiliki unique selling point yang tinggi. Padahal, kata Miranda, terkadang hanya diberikan waktu 2 jam untuk lahirnya minimal 3 konsep iklan yang kemudian dipilih klien. Kendati begitu, Alia dan Miranda sepakat, pekerjaan di dunia kreatif sangat menyenangkan. "Walau stress, bekerja di industri kreatif sangat menantang dan menyenangkan. Kami biasanya mengetahui batas diri untuk mengetahui kapan saatnya istirahat dan bekerja," kata Miranda. Stres, menurut psikolog Aurora Lumbantoruan, sebetulnya merupakan proses adaptasi tubuh pada tekanan. Pada saat dalam tekanan tubuh akan fight untuk melawan segala faktor risiko yang menyebabkan stres. Namun kondisi ini tentu tidak bisa berlangsung terus menerus. Pada satu titik tubuh tidak bisa melawan hingga meluapkannya pada bentuk lain, misal marah atau kecewa pada hasil yang diperoleh. Untuk menghindari tekanan tersebut, sangat penting bagi pekerja bisa mengelola stress. "Prinsip pengelolaan stres sebetulnya sederhana. Sedapat mungkin cobalah untuk berbicara dengan lingkungan sekeliling, untuk mendapat cara pandang yang baru. Bila dipendam sendiri masalah tidak akan selesai karena hanya melihat dari satu sudut pandang," kata Aurora. Selain berbicara dengan lingkungan sekitar, Aurora juga mengingatkan untuk tidak lupa beristirahat. Istirahat akan mengembalikan kestabilan emosi seseorang. Dengan emosi yang tidak meluap-luap, seseorang akan lebih rileks sehingga pekerjaaan bisa diselesaikan dengan baik. Artikel Kompas.com lainnya yang ditulis oleh Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM dan Ketua PAPDI Jaya mengupas hikmah dari kejadian tersebut dari sisi kesehatan. Berikut tulisannya: Secara umum, waktu 24 jam sebaiknya dibagi 3, yaitu 8 jam untuk bekerja keras, 8 jam untuk bekerja ringan, dan 8 jam untuk tidur. Pada kenyataannya waktu ini bisa bergeser sesuai dengan kebutuhan. Misalnya tidur hanya 6 jam, bekerja keras 10 jam. Tetapi, jika bergesernya terlalu ekstrem, misalnya 24 jam tersebut tidak tidur bahkan 30 jam tidak tidur, pasti kondisi ini akan mengganggu keseimbangan tubuh kita. Kenapa kita perlu istirahat dan tidur? Tubuh manusia bukan mesin. Tubuh kita perlu istirahat. Tubuh harus diberi kesempatan untuk melakukan regenerasi. Tubuh harus diberi kesempatan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Apabila kondisi ini tidak terjaga, pasti akan terjadi gangguan. Apalagi ada suplemen yang dikonsumsi untuk mempertahankan semangat agar tetap alert atau melek tadi. Dampak buruk kelelahan Kerja tubuh kita ini ada batasnya, tubuh manusia pun perlu istirahat. Jika terus dipaksa beraktivitas, maka tubuh kita akan mengalami kelelahan. Dampak kelelahan ini adalah gangguan kesehatan secara umum, kambuhnya berbagai penyakit kronis, dan menurunnya daya tahan tubuh seseorang. Kelelahan serta stres yang tinggi juga akan sangat mengganggu proses metabolisme dan hormonal di dalam tubuh kita. Kelelahan terjadi karena dipaksanya fisik dan mental kita untuk bekerja secara terus-menerus tanpa istirahat yang cukup. Selain itu, kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat, seperti bising, suhu ruangan yang panas, serta asap rokok di dalam ruangan, memperburuk kelelahan yang terjadi tersebut. Dampak kelelahan ini dapat berakibat serius bagi kesehatan. Kondisi ini diperburuk jika seseorang yang kurang tidur tersebut tetap mengonsumsi rokok yang terus-menerus disertai konsumsi suplemen dan minuman berenergi yang umumnya mengandung ginseng dan kafein. Kafein memang bisa membuat kita tetap ”bangun”, tetapi kafein juga mempunyai efek samping ke jantung. Penggunaan kafein yang tinggi bisa membuat jantung berdebar-debar, tekanan darah menjadi tinggi. Asam lambung juga bisa meningkat karena asam lambung yang tinggi. Kafein juga mencetuskan buang air kecil yang berlebihan sehingga membuat kita bisa kekurangan cairan (dehidrasi). Apalagi jika kita bekerja di ruangan dengan AC, kita cenderung tidak haus dan kurang minum. Menurut saya, tidak bijaksana kalau kita memaksa tubuh kita bekerja dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung kafein dan karbohidrat tersebut. Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem jantung dan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak, serta penurunan daya tahan tubuh. Apalagi pada seseorang yang memang sudah mempunyai permasalahan pada sistem pembuluh darahnya, baik di otak maupun di jantung. Kelelahan yang ”sangat”, disertai konsumsi suplemen yang mengandung kafein, dapat mencetuskan pecahnya pembuluh darah di otak, apalagi yang kebetulan sudah ada kelainan pembuluh darah otak yang tidak terdeteksi sebelumnya. Kenali alarm tubuh untuk beristirahat Jika kita identifikasi, beberapa hal yang bisa mencetuskan terjadinya kelelahan antara lain kerja yang terus-menerus dalam beberapa hari terakhir, disertai kurang tidur bahkan tidak tidur, waktu kerja yang terus-menerus tanpa henti untuk mencapai deadline yang telah ditentukan. Apalagi untuk mencapai target kerja tersebut, mereka bekerja sampai larut malam sehingga kondisi ini dapat memperparah kelelahan yang terjadi. Pola makan mereka juga umumnya tidak teratur. Kondisi ini semua akan memperburuk kelelahan yang terjadi. Gangguan pencernaan merupakan hal utama yang terjadi jika seseorang mengalami kelelahan. Keluhan pencernaan yang timbul antara lain nafsu makan berkurang, di mana hal ini akan memperparah kondisi fisik yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Seseorang yang mengalami kelelahan juga akan mengalami mual, bahkan muntah serta nyeri di ulu hati. Mereka yang mengalami kelelahan sebenarnya juga sudah tidak berkonsentrasi dan bekerja dengan baik. Selain itu, emosinya juga menjadi tinggi. Mereka yang kurang tidur mudah mengalami vertigo (pusing tujuh keliling) atau migren (sakit kepala hanya satu sisi). Kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengendara yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Berbagai penyakit kronis dapat menjadi kambuh jika seseorang mengalami kelelahan, antara lain sakit mag, gangguan kejiwaan, asma, kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi, stroke, dan serangan jantung. Kelelahan fisik dan psikis juga akan memperburuk daya tahan tubuh seseorang yang mengalami kelelahan tersebut. Mereka akan mudah terkena infeksi virus, seperti virus flu, mudah terjadi infeksi usus berupa diare, mereka juga rentan terkena infeksi virus hepatitis, Deman thypoid, dan virus demam berdarah. Apabila sudah ditemukan adanya gangguan kesehatan, seperti mual, muntah, dan sakit kepala, serta nyeri dada, itu menjadi peringatan agar kita berhenti beraktivitas dan beristirahat. Keluhan ini biasanya akan tertutupi jika kita mengonsumsi suplemen dan tentu ini akan membahayakan kesehatan kita. Makan dan minum juga harus tetap diperhatikan. Tetap memperhatikan waktu makan minimal setiap 6 jam. Sebaiknya di sela waktu makan ada makanan yang dikonsumsi, terutama makanan yang sehat tidak mengandung cokelat, keju, berlemak, dan mengurangi goreng-gorengan. Minum air putih harus tetap dipertahankan sebanyak minimal 2 liter per hari. Lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur-sayuran. Di antara waktu makan, baik juga untuk selalu mengonsumsi buah. Kurangi rokok dan minuman bersoda. Minum kopi juga jangan berlebihan, maksimal 2 gelas sehari. Suplemen yang mengandung kafein sebaiknya dihindari karena sebenarnya yang dibutuhkan tubuh saat itu adalah istirahat. Dengan memperhatikan hal-hal ini dan mengantisipasi kemungkinan kelelahan yang terjadi serta dampak dari kelelahan tersebut, mudah-mudahan kita bisa selalu produktif untuk sesama.(*/kompas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H