Foto: Dokumen Pribadi
Dalam menguraikan WUSAN untuk menjadi sebuah tulisan terlebih dahulu saya memperkenalkan pemikiran Viktor Emile Frankl yang sekiranya dapat memaknai lebih dalam latar belakang dan tujuan dibentuknya WUSAN. Saya menemukan adanya korelasi terkait situasi yang dialami dalam konteks WUSAN dan latar belakang pemikiran Frankl. Covid-19 dan Konsentrasi Kamp Nazi Jerman adalah dua model situasi "ketertawanan" seseorang meski dalam konteks yang berbeda dan tentu dengan rasa yang berbeda pula.
Victor Emile Frankl seorang psikiater berketurunan Yahudi pernah menulis sebuah buku berjudul Men,s Seacrh For Meaning (Mencari Makna Hidup), yang menguraikan tentang optmisme di tengah tragedi menggunakan metode logoterapi.
Logoterapi adalah sebuah psiko-terapi yang memusatkan upayanya pada pencarian makna hidup. Dalam buku ini Viktor Frankl menguraikan tentang bagaimana seseorang memaknai hidupnya ketika atau pasca mengalami sebuah tragedi. Frankl menulis buku ini bertolak dari pengalaman menyakitkan dan menyiksanya ketika ditawan dalam kamp Konsentarasi nazi Jerman. Frankl menjelaskan bahwa tulisannya menceritakan bagaimana dia mencoba untuk bertahan hidup di dalam kondisi yang menderita. Logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna dalam hidup seseorang merupakan motivator utama bagi orang tersebut. Frankl menjelaskan bahwa manusia bertahan dalam hidupnya bukan hanya karena mekanisme psikis semata akan tetapi karena keinginannya untuk mencari makna hidup.
Logoterapi mengajarkan ada tiga cara yang bisa ditempuh manusia untuk menemukan makna hidup yaitu : (1) melalui pekerjaan atau perbuatan; (2) dengan mengalami sesuatu atau melalui seseorang; dan (3) melalui cara kita menyikapi penderitaan yang tidak bisa dihindari. Cara pertama adalah melalui keberhasilan atau kesuksesan dalam pekerjaan. Cara kedua untuk meraih makna hidup bisa ditempuh dengan mengalami sesuatu misalnya melalui kebaikan, kebenaran dan keindahan dengan menikmati alam dan budaya atau dengan mengenal manusia lain dengan segala keunikannya dengan mencintainya.
Seseorang yang telah memiliki makna hidup akan memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi setiap hambatan hidup Frankl berpendapat banyaknya tantangan dan kebutuhan tidak akan mudah membuat goyah orang yang telah memiliki makna hidup (meaning of life) akan tetapi akan hidup secara bebas berkehendak dan mengantarkan manusia pada kehidupan yang bermakna (meaningful of life).
Dalam terang pemikiran Frankl mari kita mengulas dan memaknai kerja keras kelompok Wira Usaha Sanitasi Ratung Mandiri untuk memperjuangkan hidup dan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Adalah tidak mudah menemukan dan menciptakan lapangan kerja baru pasca situasi colaps (kekacauan-keberantakan). WUSAN Ratung Mandiri merancang sebuah terobosan baru untuk menghidupkan dan meningkatkan kembali ekonomi masyarakat lokal di kampung Ratung di tengah dan pasca tragedi pilu yang dialami masyarakat dunia yakni Covid-19. Covid-19 tentu menjadi sebuah ingatan colective traumatis di abad 21. Jutaan nyawa melayang. Kecemasan, kegetiran, kehilangan pekerjaan, kemerosotan ekonomi tentu membuat hidup menjadi kehilangan maknanya.
WUSAN Ratung Mandiri mulai dirintis sekitar tahun 2021 oleh sekelompok warga kampung Ratung di bawah kordinasi bapak Rofinus Pahar sebagai ketua, Kaverina Endan, sekertaris dan Gordianus Soba sebagai bendahara. Persis pada tahun yang sama Covid-19 masih berekspnasi secara masif. Kelompok ini dengan penuh optimis melawan kecemasan dan kekuatiran. Mereka menerobosi batas-batas kerapuhan manusiawi dan “keluar” dari rumah untuk memperjuangkanhidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi. Usaha ini sangat didukung oleh pemerintah setempat dan telah mendapatkan ijin operasionalnya yang dikeluarkan pada tanggal 29 Oktober 2021 yang lalu oleh luraha kelurahan Pagal bpk. Yohanes P. W. Ngabut, S.S. Lokasi Wusan Ratung Mandiri ini berada di Ratung, RT. 006, RW 003, Kelurahan Pagal, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai.
Foto: Dokumen Priadi
WUSAN Ratung Mandiri beranggotakan 29 orang yang terdiri dari 19 laki-laki dan 10 perempuan. Tujuan utama dari usaha mandiri ini adalah untuk: menciptakan lapangan kerja baru, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, pemberdayaan kaum muda, peningkatan eknomi dan untuk menciptakan sanitasi (klosed dan jamban) yang layak, aman dan berkualitas bagi masyarakat.
Usaha ini sudah beroperasi selama kurang lebih delapan bulan dan telah mencetak ratusan paket klosed dan paket penampung jamban. Pemasaran produk usaha ini dilakukan secara manual dan online. Tentu saja supaya pemasaran semakin meluas membutuhkan bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak guna mendukung kelompok ini agar semakin berkembang dalam berwirausaha. Sejauh ini proses produksi masih menggunakan peralatan-peralatan manual karena keterbatasan modal kelompok. Itulah sebabnya sangat diharapkan bantuan dari Pemerintah.