Lihat ke Halaman Asli

Bersama Kita Bisa Mewujudkan Ekonomi Yang Mandiri-Kelompok Sahabat Tani Peso

Diperbarui: 31 Maret 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: dok.pribadi

Salah satu budaya yang melekat dalam kehidupan orang-orang manggarai adalah budaya merantau. Merantau dalam konteks ini bukan pelesiran untuk menghabiskan uang atau sekedar menjelajah tempat-tempat baru. Merantau bagi orang-orang Manggarai dipahami dalam dua hal yakni; mencari nafkah-bekerja dan demi menempuh pendidikan yang berkualitas. Hal yang sama pun terjadi dengan orang-orang di kampung Peso tempat kelahiranku. Tidak sedikit orang-orang dari kampung kecil ini memilih merantau demi mencari sesuap nasi.

Namun meski tawaran di tanah rantau begitu menggiurkan rupanya masih ada orang yang menganggap bahwa di tanah sendiripun masih jauh lebih baik. Seperti kelompok "Sahabat Tani Peso" yang memilih menggali bongkahan kekayaan-potensi lingko (tanah ulayat) beo Peso yang sangat menjanjikan di bidang agrikultur.  Mereka merintis kelompok tani ini dengan tujuan untuk menggenjot usaha kecil menengah (UKM) dan memenuhi kebutuhan ekonomi harian. 

Beo (kampung) Peso merupakan sebuah pemukiman kecil yang secara sipil berada dalam wilayah pemerintahan keluarahan Pagal, kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai. Kampung ini tidak terlalu luas. Di tengah-tengahnya terdapat mbaru gendang (rumah adat) dan compang (mesbah untuk tempat penyimpanan sesajian pada saat upacara adat).

Masyarakat beo Peso (beo: kampung) pada umumnya sangat sederhana. Hampir 95% penduduknya adalah masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang berprofesi sebagai petani sebagai mayoritas dan tukang bangunan. Sedangkan sebagiannya adalah buruh harian dan pegawai swasta. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka mengolah tanah ulayat warisan nenek moyang yang telah dibagikan secara adil.

Lingko beo Peso memiliki potensi yang menjanjikan di bidang pertanian. Hamparan areal persawahan yang dapat dikelola setiap tahunnya menandakan bahwa tanah ulayat beo Peso dapat memberikan hasil pangan yang secukupnya. Tentunya sangat disayangkan jika dibiarkan mubajir. 

Pada musim kering lahan dengan dataran tinggi (uma tanah golo) dapat ditanami dengan jenis tanaman sayur-sayuran seperti: picai, kol,  kacang-kacangan, buncis dan lain-lain. 

Selain itu dapat ditanami juga dengan jagung. Pertumbuhan tanaman ini sangat didukung oleh curah hujan yang stabil. Sedangkan pada lahan basah-rawa-rawa (temek)  dapat ditanami dengan padi.

Potensi alam inilah yang mendorong kelompok "Sahabat Tani" untuk berembuk bersama merancang sebuah sistem atau tekhnik bertani yang lebih modern dan efektif di bawah bimbingan langsung penyuluh pertanian yang handal. Mereka memilih tidak merantau tetapi mengais rejeki di bumi sendiri. Mereka menangkap peluang pasar dan memanfaatkan potensi alam yang sangat menjanjikan untuk mengembangkan usaha pertanian.

Kelompok sahabat tani ini dibentuk pada tahun 2019 atas inisiatif warga bekerja sama dengan tim gabungan dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai. Bapak Johanes Daman dimandatkan menjadi ketua. Jumlah anggota "Sahabat Tani" sebanyak 27 orang dan bertahan hingga sekarang. Pemerintah setempat melalui dinas pertanian sangat mendukung dan mengapresi kelompok tani ini. Dukungan itu diwujudkan dengan memberikan pelatihan sekaligus pengetahuan tentang bercocok tanam yang efektif untuk mencapai produktivitas hasil yang berkualitas.

Sejauh ini para anggota kelompok "sahabat tani" merasakan manfaat dari kegiatan yang mereka jalani. Hasilnya di jual ke pasar-pasar lokal terdekat dan door to door (dari rumah ke rumah). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline