Lihat ke Halaman Asli

Membangun NTT, Ternyata Tidak Selebar Daun Kelor

Diperbarui: 24 Februari 2023   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tagline " NTT Bangkit, NTT Sejahtera" pada awalnya bagaikan teriakan dan pujian yang kian menggema ke seluruh pelosok Nusa Tenggara Timur pada tahun 2018 yang lalu. Mulai dari para pendukung hingga masyarakat yang ikut meneriaki janji kampanye di berbagai daerah kala itu.

Seoalah masyarakat Nusa Tenggara Timur, khususnya para pendukung sepertinya kehadiran pasangan Viktory-Jos,  menanti-nanti sang mesias untuk mengeluarkan mereka dari garis kemiskinan. Harapan ini tentu bukan saja ada di hari mereka yang mendukung, masyarakat pada umumnya hampir sama, bahwa NTT mesti dipimpin oleh orang yang berani dan tegas demi masyarakat yang sejahtera.

Sebagai provinsi ketiga termiskin di Indonesia, masyarakat tentu menaruh harapan besar akan janji kampanye dari pasangan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A. Nae Soi, agar terlaksana sebagaimana menjawabi kerinduan dari seluruh rakyat Nusa Tenggara Timur.

Tagline" NTT Bangkit, NTT Sejahtera" seperti suara pembaharuan yang melekat dan memikat hati rakyat. Tagline inilah yang membuat hampir seluruh masyarakat NTT menjatuhkan pilihan kepada pasangan VBL dan JNS. Yang dinanti-nanti pun menjadi nyata bagi seluruh pendukung.

Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh  Prof. DR. Fransiskus Bustan, M.Lib dalam bukunya yang berjudul "Slogan Politik 'NTT Bangkit, NTT Sejahtera' Sebagai Jangkar Pembangunan Masyarakat Nusa Tenggara Timur"( VocNtt, 16 Maret 2020.

Siapa yang tidak tergoda dengan orasi yang begitu menggema ke seluruh pelosok  NTT. Bak orasi Soekarno yang mengayun-ayun hati rakyat. Tidak ada yang ragu bahkan cemas dengan kondisi Nusa Tenggara Timur kala itu. Lantaran pasangan VBL dan JNS sudah menjanjikan NTT untuk bangkit dan lebih sejahtera.

Membangun Nusa Tenggara Timur yang dihuni Pulau dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya adalah potensi yang harus dikembangkan dengan sumber daya manusia yang mumpuni.

Bahwa membangun NTT, bukanlah pekerjaan mudah yang hanya semanis diucapkan di ruang publik. Tetapi bagimana membangun dengan suatu keberanian yang kuat demi mematahkan slogan kemiskinan yang bertahun-tahun terus dijadikan stigmatiasi yang akut.

Masyarakat tentu menginginkan realisasi atas ucapan-ucapan manis yang dilontarkan kepada publik NTT kala itu. Menginginkan adanya bentuk perhatian yang serius demi mengentaskan angka kemiskinan yang terjadi.


Membangun Tidak Selebar Daun Kelor

Program Kelorisasi menjadi salah satu program unggulan yang bakalan digalakkan guna menjawabi  dan menghapus angka kemiskinan menyandera Nusa Tinggi Toleransi itu. Sebagaimana yang tersamasar kala itu, bahwa program tanam kelor adalah sebuah realisasi yang sangat penting untuk memperbaiki gizi masyarakat NTT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline