Begitu banyak manusia dalam kesehariannya ketika berinteraksi selalu menemukan hal baru yang diendapkan dalam pikiran. Begitupun orang-orang baru yang bahkan pertama kali kita kenal. Tidak lain mereka adalah orang yang memberikan manfaat ataupun mereka yang mencobai kita.
Bahkan yang tidak kalah hebatnya adalah produksi bahasa yang menggema dalam setiap pecakapan manusia di ruang publik. Bahasa yang kerap di lontarkan kerap kali menggunakan kata-kata yang mudah menjangkit dan bahkan membangkitkan emosi manusia.
Yang jelas, bukan tanpa sebab kata-kata yang dihembuskan dari dalam diri setiap manusia dan dari pikiran manusia sudah di desain secara matang demi mengaduk-aduk emosi. Tidak ada kata-kata sengaja di didesain tanpa menghasilkan efek yang begitu besar.
Kerap kali disebut sebagai kosa kata. Yang begitu apik dan rapi di susun lalu diciptakan hingga dihembuskan ke ruang publik. Kosa kata yang menggema dan menggemparkan ruang publik tentu datangnya bukan dari orang biasa.
Datang dari mereka yang mempunyai tangan besi dan mereka yang secara kekuasaan mengusai begitu banyak homogenitas di masyarakat. Ataupun mereka yang mempuanyai alat kekuasaan yang tiada bisa dijangkau orang biasa.
Hari-hari ini misalnya, ketika menyebutkan kata " Feodalisme" atau kata " Antek PKI " .Kosa kata ini sudah pasti akan mampu mengaduk beragam pikiran, ketika kosa kata ini di poles dengan beragam narasi. Dibumbu dengan sedikit gimik dengan semenarik mungkin.
Percakapan di warung-warung kopi, pun tidak lain topik yang diangkat adalah seputar kosa kata yang menghasilkan ketakutan. Ditransfer hingga menjadi kosa kata baru yang menghinggap di berbagai kanal sosial media.
Tidak setiap orang kosa kata mampu menciptakan ketakutan. Tergantung modalitas/ kapital yang dimiliki orang tersebut. Bagi mereka yang sangat dihormati dalam lingkuangannya. Mereka akan selalu didengar dan bahkan dituruti ketika mengucapkan kosa kata yang baru.
Namun, untuk mereka yang sederhana dan orang biasa-biasa. Kosa kata tidak begitu berpengaruh pada saat diucapkan ke ruang-ruang diskusi. Lantaran karena orang yang mengucapkan belum memenuhi standar yang pas atau masih dipandang orang yang tidak punya pengaruh di lingkungan sosialnya.
Begitu banyak kosa kata yang diucapkan untuk menghasilakan sebuah ketakutan yang besar. Bahkan ketika mengucapkan " Radikaslisme". Tidak sedikit yang terpengaruh untuk memberikan reaksi balik dan melakukan perlawanan.Begitupun kosa kata yang lainnya yang berseliweran. di media sosial.
Tidak Mengenal Usia