Lihat ke Halaman Asli

Animo Pemuda Dibalik Produksi Wacana yang Tidak Menentu

Diperbarui: 31 Januari 2023   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era demokrasi kita hari-hari ini, semakin menunjukkan kualitasnya yang kian menurun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ruang publik sebagai tempat untuk mempercakapkan ide-ide pembangunan makin jauh dari harapan. Hanya tinggal ruang kosong yang diklaim dengan gagasan yang abstrak.

Warisan hidup berdemokrasi dari para pemuda era orde lama dan orde baru sepertinya hanya tinggal memoar yang diekpresikan dengan euforia di meja disksusi. Tidak ada yang bisa menggantikan suara-suara akan cita-cita perubahan. Perubahan akan pertumbuhan sebuah negara yang semakin beradab.

Euforia itu kian membara menjadi semacam kesenian yang tidak mampu di orkestarikan dalam berbagai panggung. Hanya sekedar mampu ekplorasi tanpa nyawa dan ideologi yang kekal. Seperti ada yang diseret jauh ke belakang. Konstruksi akan keadaban yang kita cita-citakan bersama masih jauh dari yang kita harapkan bersama.

Kita masih sangat belia. Membangun keadaban dengan perdebatan yang cukup progresif demi Indonesia yang jauh membentang dengan nafas yang tidak akan pernah putus di telan zaman. Dari Sabang sampai Merauke, kita sama-sama dalam situasi kebatinan akan kesejukaan membangun keadaban yang kita harapkan bersama.

Animo Pemuda

Mengharapkan bangsa yang beradab dalam merespons situasi dan kondisi yang terjadi di sebuah bangsa. Tidak terlepas dari peran generasi muda yang hari-hari terus memantau dan memberikan kontribusinya terhadap sebuah kemajuan yangdiharapkan.

Yang pasti, sebuah bangsa akan jauh lebih maju, jika pemudanya turut memberikan ide-ide progresif yang di jadikan rekomendasi dalam sebuah pembangunan. Pembangun yang menjawabi kebutuhan dari seluruh penghuni yang ada dalam negara tersebut.

Pemuda adalah harapan akan apa yang dicita-citakan oleh seluruh penghuni sebuah bangsa. Merespon dengan secara kritis setiap isu yang memberikan kebaikan pun isu yang merugikan bangsanya. Siapa lagi kalau bukan pemuda.

Isu hari ini memang kian berdegup kencang, mengisi ruang mainstrem yang bahkan kian tidak terkontrol dengan data dan fakta yang mendukung. Tidak ada yang bisa membatasi sirkulasi informasi yang berkembang. Bahkan isu yang dihembuskan  kerap kali diciptakan hanya untuk membuat sebuah ketakukan besar.

Isu yang mendatangkan ketakukan tersebut tidak lain datangnya dari kelompok yang sengaja menciptakan agar ada konflik yang semakin berkepanjangan. Sengaja mengaduk-aduk emosi. Sengaja mengadu domba dengan narasi pemecah belah. Makin jauh dari harapan.

Pemuda diharapkan untuk menjadi edukator yang handal. Guna memberikan narasi untuk mengontrol dan kritik kepada kelompok yang sengaja menciptakan ketakutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline