Lihat ke Halaman Asli

Menulis Adalah Proses Perenungan Menjernihkan Pikiran

Diperbarui: 27 Januari 2023   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menulis memang bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Mencari titik terdalam dari sebuah fenomena yang membutuhkan energi dengan proses perenungan yang membutuhkan waktu. Saya menemukan begitu banyak tantangan yang saya hadapi ketika mulai menulis lagi. Kadang menganggap sesuatu mudah-mudah saja dibahasakan. Mudah tetapi memulainya sungguh amat sulit.

Bertengkar dengan pikiran yang kadang sulit untuk memproduksinya dalam ucapan yang penuh santun. Mungkin cukup gampang bagi mereka yang sudah menghasilkan ratusan bahkan ribuan karyanya dalam menulis. Ratusan buku pun sudah diterbitkan dan diedarkan di mana-mana.

Betapa karya besar mereka sungguh memberi energi yang besar terhadap perubahan sebuah bangsa. Sungguh sebuah pekerjaan mulia yang membutuhkan proses perenungan yang amat dalam. Bahkan waktu yang harus dikorbankan untuk menginternalisasikan pikiran lewat karya-karya berarti.

Saya selalu menyakini, mereka yang sudah menghasilkan karya terbaiknya memang patut untuk diberikan apresiasi. Bahwa, mereka melewati begitu banyak tantangan dan rintangan dalam menulis. Bahkan berkali-kali gagal menembus berbagai wadah kepenulisan dengan tingakat apresiasi yang sungguh amat ketat.

Saya juga yakin, mereka pernah ditolak, bahkan dikritik tulisannya oleh pembaca karena tidak memberikan sentuhan yang amat berarti dan menyenangkan batin pembaca. Tetapi itulah proses. Jalan berliku selalu pasti ada.

Saya juga yakin, mereka yang sudah diaku kepenulisannya adalah mereka yang tidak pernah lelah untuk terus melahap bacaan-bacaan memberikan sumber inspirasi. Membaca buku memang sangat penting, butuh semangat yang menyala-nyala yang tumbuh dari dalam diri. Semangat itulah yang diejahwantahkan dalam sebuah kebiasaan yang terus dirawatnya hingga akhir hayat.

Proses Perenungan

Awal saya menulis, hanya mencoba membaca buku seadanya. Berkali-kali bahkan kadang rehat dalam waktu yang lama. Saya tidak begitu serius. Karena ketidakseriusan itulah yang membuat saya hilang semangat menulis( begitu kira-kira waktu kuliah).

Selesai kuliah, niat itu muncul lagi, betapa itu sebuah kekacauan bagi saya untuk memulai lagi. Pun buku seadanya. Betapa susah menemukan jati diri untuk menjadi penulis. Sungguh amat sulit.

Tepat pada 18 Januari 2023, sebuah wadah menulis dari Kompas yaitu Kompasiana.Wadah orang-orang yang ingin menuangkan idenya untuk menulis. Bagi saya pada tanggal tersebut mungkin sebuah janji atapun komitmen yang membawa saya untuk masuk pada proses permenungan yang lebih dalam.

Sebelumnya, sewaktu kuliah memang pernah menulis di beberap blog, tetapi hanya setengah-setengah dan bukan karena kesungguhan. Karena masih berpikir, menulis hanyalah mencari popularitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline