Lihat ke Halaman Asli

Robertus Widiatmoko

Menerima, menikmati, mensyukuri, dan merayakan anugerah terindah yang Kauberikan.

Secangkir Kopi

Diperbarui: 4 Februari 2016   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tersaji dari lapisan gula dan kopi
Manis dan pahit terjalin mesra sekali
Mengusir segenap kepenatan duniawi
Merajut sejuta asa, membuai sejuta kenangan surgawi

Gegap gempita membangkitkan suasana
Meski hati diselimuti awan gelap gulita
Nikmat dan hangat secangkir kopi panas
Menghalau duka menjelma suka tiada batas

Entah karena jiwa menyepi
Entah raga terbakar emosi
Secangkir kopi kini menjadi alat bukti
Kewenangan polisi menyingkap sebuah misteri

Secangkir kopi mau berkata
Cemburu buta rindu meronta
Tak membawa kabar suka cita
Yang Maha Kuasa membukakan mata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline