Salam pengajar -- Guru Penggerak seluruh Indonesia. Semoga melalui artikel ini kita dapat dipertemukan dan berbagi inspirasi serta semangat sebagai Calon Guru Penggerak (CGP). Menjadi salah satu peserta CGP Angkatan 10, saya ingin belajar menjadi guru penggerak yang hebat dan saling bertukar pengalaman dengan para bapak/ibu guru dan praktisi hebat. Guru hanyalah pembelajar yang setia, karena guru tak mampu mengajar bila tak lagi belajar.
Mengawali motivasi diri untuk terlibat dan masuk menjadi salah satu peserta CGP angkatan 10 karena adanya kesadaran diri pentingnya perubahan atau reformasi pada sekolah. Perubahan menjadi hal yang pasti dalam pendidikan, pendidikan dan perubahan saling berkaitan. Perubahan dapat mendorong transformasi dalam sistem pendidikan sedangkan pendidikan dapat menjadi alat mencapai perubahan itu sendiri. Penulis merefleksikan semboyan Ki Hajar Dewantara (KHD) "Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani " tokoh pendidikan yang memperjuangkan akses pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Bernama lengkap Raden mas Soweradi Soerjaningrat lahir 2 Mei 1889 Yogyakarta. Hari kelahirannya dijadikan hari Pendidikan Nasional . Mengenal lebih jauh pemikiran KHD menjadi dasar refleksi penilaian diri bagi seorang guru. Dalam kegiatan ini, penulis mengeksplorasi konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan mengikuti tahapan-tahapan pada modul , diskusi, video, serta pendampingan oleh pengajar praktik, fasilitator, dan instruktur.
Sejalan dengan semboyan Ki Hajar Dewantara, penulis dapat membuktikan pendidikan bersifat dinamis dan mampu mengalami perubahan. Kurikulum menjadi akord untuk menentukan arah jalannya proses pendidikan. Kurikulum mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan zaman, karakteristik peserta didik, kemajuan dalam ilmu pendidikan, dan kebutuhan pasar kerja. Perubahan kurikulum di Indonesia memang membawa pembaharuan yang baik untuk kemajuan dunia pendidikan. Namun, dalam pelaksanaannya, berbagai kendala pun kerap muncul.
Adapun kendala yang umum terjadi yakni kurangnya sosialisasi, kesiapan tenaga pengajar, fasilitas sarana dan prasarana, dan kurangnya pengawasan serta evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebutlah perubahan kurikulum kerap tidak berdampak banyak pada sekolah yang menjalankannya. Baik adanya perubahan kurikulum ataupun tidak, semestinya pendidikan selalu mengalami transformasi secara keseluruhan. Kurikulum merdeka yang sebelumnya kurikulum prototipe sudah berjalan sejak tahun 2021 pada penerapannya penulis sering kali menemukan adanya hal yang sama. Melalui Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 59/sipers/A6/II/2022.
Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan proyek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Persepsi pengajar masih menjalankan caranya yang lama dan belum secara maksimal menemukan cara yang ideal untuk memaksimalkan potensi peserta didik dalam pembelajaran SCL (Student Centered Learning).
Memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara penulis memandang peserta didik sebagai siswa yang dipersiapkan untuk hadir di sekolah menerima pembelajaran dari guru. Guru membuat skenario pembelajaran dan peserta didik mengikuti sesuai target pencapaian yakni peserta didik harus menguasai atau mencapai nilai 100 pada seluruh mata pelajaran tanpa memperhatikan kodratnya. Selain itu, model evaluasi peserta didik masih berfokus pada kemampuan kognitif seperti penilaian ulangan atau ujian. Pembelajaran masih berpusat pada guru serta kurangnya eksplorasi di luar kelas. Peserta didik diarahkan hanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tanpa menerima latar belakang serta kemampuan peserta didik yang beragam.
Penulis menyadari pemikiran atau perilaku yang diberikan pada peserta didik dalam pembelajaran kurang maksimal. Melalui modul ini, penulis mendapatkan pemahaman yang baru yakni pendidikan dan pengajaran memiliki perbedaan. Menurutnya, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari konsep pendidikan secara keseluruhan. Pengajaran fokus pada proses memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan hidup siswa baik secara fisik maupun mental. Sedangkan pendidikan (opvoeding) usaha yang bertujuan untuk memberikan bimbingan pada semua potensi yang dimiliki peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, refleksi yang dapat penulis ambil dari pemikiran KHD terkait perubahan cara pikir dan paradigma yang sesuai dengan pemikiran KHD sebagai berikut:
Refleksi Pemikiran KHD
Kemajuan zaman mengharuskan berbagai perubahan dalam berbagai aspek kehidupan salah satunya pendidikan. Sejalan dengan perubahan ini, akan memberikan dampak yang perlu dipertimbangkan baik yang bersifat positif atau negatif. Penulis menyadari pemikiran Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara sangat relevan serta memiliki peran yang penting dalam memberikan pemahaman pada penulis untuk mendesain pembelajaran yang memanusiakan manusia. Sehingga pada akhirnya perubahan boleh saja terus terjadi, hanya saja guru perlu memiliki pemikiran pentingnya nilai-nilai budaya dalam pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia "Kunci keberhasilan sebuah perubahan kurikulum adalah kalau kepala sekolah dan guru-gurunya memilih untuk melakukan perubahan tersebut,".
Mari kita bersama-sama bapak/ibu Guru CGP, perjuangan Anda sangat berarti! Tetap semangat pantang mengeluh, dan teruslah berkarya untuk kemajuan pendidikan Indonesia sebagai guru perubahan!