Lihat ke Halaman Asli

Nazaruddin Dihipnotis?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungguh aneh tingkah laku dan cara mengaku Nazaruddin dengan mengatakan bahwa ia sudah lupa dengan kasus yang menjeratnya yakni dugaan korupsi proyek wisma atlet SEA Games dan tudingan-tudingannya sebelumnya kepada Partai Demokrat. Nazaruddin berjanji tidak akan 'bernyanyi' lagi seperti yang pernah ia sampaikan melalui BlackBerry Messenger dan wawacara melalui Skype dengan Iwan Piliang. Baik itu mengenai kasus suap wisma atlet maupun tudingan-tudingan yang menyerang orang-orang di partai Demokrat.

Kalau melihat gaya dan cara bicara Nazaruddin di depan para kamerawan media masa yang meliput pengakuan Nazaruddin kemarin persis seperti kalau kita menyaksikan acara hipnotis“Uya Emang Kuya” di salah satu acara stasiun TV swasta nasional. Dengan suara datar dan seperti tidak sadar diri sepenuhnya (seperti seolah-olah di hipnotis) Nazaruddin mengatakan: "Saya nggak akan ngomong apa-apa, saya lupa semuanya. Saya tak tahu apa-apa. Saya ngaku salah," ujarnya usai diperiksa penyidik KPK di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/8/2011). Gaya ini seolah-olah mau menunjukkan bahwa dalam keadaan seperti di hipnotis bahwa ia sedang mengucapkan sesuatu dalam kepolosan dan kejujuran, padahal yang diucapkan adalah kebohongan dan kepura-puraan. Mungkin nazar berpikir bisa membohongi publik dan kelihatanlah sudah bagaimana partai Demokrat merekrut sekretarisnya, entah bagaimana prosedurnya atau apa kriterianya.

Ketika berada di luar negeri, Nazaruddin sempat menuding ada tiga anggota DPR yang kecipratan duit panas proyek tersebut. Di antaranya, Angelina Sondakh, Mirwan Amir dan I Wayan Koster. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa Anas Urbaningrum menikmati uang darinya saat Kongres Partai Demokrat di Bandung. Dalam aksi ‘seperti di hipnotis’

Nazaruddin berjanji tidak akan buka-bukaan soal kasus-kasus yang diduga melibatkan politisi Partai Demokrat dan politisi partai lain. Ia memohon kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak mengganggu istri dan anaknya.

"Saya minta Pak SBY tolong jangan ganggu anak dan istri saya," ujarnya.Weleh, weleh, weleh! Di negeri ini orang-orang partai berbohong kok semakin terang-terangan yah? Malahan cenderung mau membodoh-bodohi rakyat dengan berpura-pura bodoh dan menganggap rakyat Indonesia bodoh, seolah-olah orang akan percaya kelupaannya dan malah minta langsung dipenjara tanpa harus lewat pengadilan. Mau di bawa ke mana Negara sebesar indonesia ini kalau kualitas anggota partai  seperti itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline