Lihat ke Halaman Asli

Renungan Kemerdekaan

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merdeka! Merdekaaa! Merdekaaaa....! pasti diteriakkan sekencang-kencangnya dan dengan emosi yang luar biasa ketika kemerdekaan Republik Indonesia yang kita cintai diproklamasikan enampuluh enam tahun lalu. Sekali pun sekarang kita masih sering meneriakkan kata ‘merdeka’ tapi mungkin jauh dari penghayatan dan makna ketika diteriakkan oleh para pejuangdan oleh seluruh rakyat Indonesia pertama kalinya. Pada saat itu kalimat merdeka pasti diteriakkan sekeras-kerasnya dengan perasaan haru, dan dengan air mata yang bertetesan sekaligus dengan sukacita meluap, karena mereka baru saja merasakan kebebasan dari penjajahan dan peperangan.

Namun pertanyaannya bagi kita saat ini adalah, apakah sesudah peperangan dan penjajahan, dan sesudah tentara musuh pergi dari Negeri ini, rakyat Indonesia benar-benar sudah merdeka dan menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya? Jawabannya tentu saja belum, sekali pun sekarang ini seluruh rakyat Indonesia sedang merayakan hari kemerdekaan yang ke-66. Namun selama 66 tahun di tengah kemerdekaan itu ternyata rakyat Indonesia masih banyak sekali yang dijajah oleh ketidak adilan sosial, praktek-praktek KKN yang semakin parah, rakyat Indonesia sedang dijajah oleh kebohongan publik dan krisis moral para petinggi-petinggi negeri ini. Para penguasa pun  sedang dikuasai dan dijajah oleh uang, dan oleh jabatan serta sedang dikuasai oleh program-program penggemukan diri dan partai sebagai persiapan untuk Pemilu mendatang.

Kebanyakan rakyat Indonesia masih dijajah oleh kemiskinan ekonomi dan kemiskinan pendidikan dan keterbatasan-keterbatasan lainnya. Sebagian lagi rakyat Indonesia dijajah untuk tidak memiliki kebebasan beragama atau kebebasan memiliki rumah ibadah, yang malah dibakar dengan alasan fanatisme agama dan bukan karena melanggar undang-undang. Banyak lagi yang dapat kita tuliskan untuk menggambarkan betapa kemerdekaan itu sesungguhnya belum sepenuhnya dinikmati dan dirasakan oleh rakyat Indonesia. Banyak orang, terutama para penguasa dan wakil-wakil rakyat di pemerintahan menggunakan kemerdekaan itu untuk menghisap uang dan kekayaan negara dan memiskinkan orang-orang miskin. Jadi kemerdekaan itu sendiri dapat di salah artikan dan dapat diisi dengan hal yang buruk, namunkita harus memutuskan agar kemerdekaan itu diisi dan dikerjakan dengan hal-hal yang benar-benar dan berharga dan berguna bagi semua rakyat Indonesia.

Pada aspek yang lebih sempit masih banyak orang yang belum benar-benar merdeka dalam hidupnya, karena mereka masih membiarkan diri sendiri dibelenggu oleh masa lalu yang pahit, dikuasai pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan negatif, oleh sikap-sikap dan perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sangat disayangkan memang keadaan-keadaan seperti ini. Setiap orang harus mengisi kemerdekaan yang ia miliki dengan pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan yang bijaksana. Kita harus terus berusaha untuk terus menerus menjaga kemurnian dari kemerdekaan itu dan benar-benar mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang berguna bagi diri kita dan bagi orang lain.

Semoga di masa mendatangIndonesia dapat merealisasikan kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seluruh rakyat Indonesia.Selamat menikmati kemerdekaan Republik Indonesia dan kemerdekaan berkarya bagi bangsa Indonesia. Salam Merdekaaaa!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline