Lihat ke Halaman Asli

Pengastaan Nyawa Anak Bangsa

Diperbarui: 8 Maret 2016   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lebih dari 1.000 petambang tewas di Tambang Emas Gunung Botak, Maluku, sejak aktivitas penambangan mulai dikerjakan pada November 2011, kurang dari 5 tahun lalu. Minim sekali perhatian aparat , media masa maupun bangsa Indonesia atas hilangnya sekian banyak nyawa anak bangsa.

Dalam operasi penggalian emas ini banyak dipakai sianida. Sianida bebas diperjual belikan dan limbah yang tak terkendali, juga luput dari perhatian kita.

Kematian Mirna Salihin, diduga keracunan sianida

Kematian Mirna Salihin yang diduga keracunan sianida, mendapat perhatian luar biasa dari pihak aparat penegak hukum maupun media masa. Rasanya tak ada hari tanpa berita mengenai Mirna maupun Jessica( terdakwa).

Beratus kali berita tentang rekaman CCTV di restoran dimana Mirna kejang-kejang. Polisi sampai mengundang 3 psikiatri forensik untuk menghipnotis Jessica, agar mendapat keterangan sebenar-benarnya. Hubungan korban dan terdakwa juga tak henti-hentinya diberitakan termasuk kemungkinan hubungan terlarang.

Penyidik Polda Metro Jaya yang menangani kasus tewasnya Mirna meminta bantuan polisi Australia, karena ada data yang mesti dicocokkan untuk penanganan kasus Mirna.

Memang nyawa seorang anak manusia tidak dapat diukur harganya, tidak dapat diukur dengan uang ataupun emas. Kematian Mirna sepantasnya mendapat perhatian penuh dari penegak hukum dan bangsa Indonesia.

Nyawa para petambang liar

Tambang emas Gunung Botak

Kegiatan di Gunung Botak masih berjalan hari ini. Aktivitas pengambilan material di lokasi bekas tambang liar oleh PT Buana Pratama Sejahtera bersama Pemerintah Provinsi Maluku tetap berlanjut. Kegiatan tersebut dijaga ketat oleh pihak kepolisian dibantu TNI dan dibenarkan oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Maluku.

Kematian 1000 petambang sudah lama dilupakan. Nyawa anak bangsa yang hidupnya penuh kesusahan dan keputus-asaan, terpaksa mencari nafkah dengan melakukan kegiatan yang nyawa mereka taruhannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline