Lihat ke Halaman Asli

Presiden Jokowi (Jadilah) Bapak Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tepat dua tahun lalu Gubernur Jokowi membuat dua pernyataan untuk menyelesaikan permasalahan banjir Jakarta:

Perlu sinkronisasiantara Jakarta dan kota satelit Banten dan Jabar. Ini persoalan dari hulu ke hilir.

Percuma kerak keruk, normalisasi situ, tetapi hulu gak dikerjaian. Sudah bertahun-tahun di Rapat-Ropat-Rapat-Ropet-Repet.

Pernyataan Jokowi no 2 diatas dapat digolongkan pernyataan klasik. Klasik dalam arti mempunya nilai dapat menjadi tolok ukur. Pernyataan Jokowi dapat diterapkan untuk banjir yang diakibatkan misal Sungai Bengawan Solo maupun sungai lainnya di dunia ini.

Jokowi: banjir ( dan macet) lebih mudah diatasi jika jadi Presiden

Menurut Jokowi 90% air yang meggenangi Jakarta berasal dari atas, Bogor. Ada 13 sungai yang mengalir melalui Jakarta, semuanya kewenangan pemerintah pusat.

Seorang presiden mudah mengatur kepala daerah di kawasan Jabodetabek untuk bekerja sama.

Janji Jokowi, berlaku khusus untuk menananggulang Banjr Jakarta.

Penanggulangan Banjir Jakarta didukung oleh Wapres JK, mantan Menhut(sekarang ketua MPR) dan Gubernur Jabar A Her

Wakil presiden Jusuf Kalla

Setelah banjir pada Februari 2007, yang merendam sebagian Ibu Kota, wakil presiden Jusuf Kalla memerintahkan pemerintah Bogor menggusur vila-vila haram di Puncak.

Menteri Kehutanan (Menhut), sekarang Ketua MPR, Zulkifly Hasan

Menhut menilai banjir yang terjadi di Jakarta  diakibatkan gundulnya hutan puncak, gunung Pangrango, Halimun, dan Salak.

Menhut juga  mengatakan ruang tutupan hijau di hulu daerah aliran Sungai Ciliwung di Puncak, Bogor, hanya bersisa 3-5 persen dari total kawasan hulu, sedangkan seharusnya 90%, berupa pepohonan.

Pada 2010 Menhut  Zulkifli Hasan menyatakan akan menertibkan dan merobohkan ratusan vila di zona yang semestinya bebas bangunan itu, yaitu dikawasan Taman Nasional di Puncak.

Gubernur Jabar A Her

memerintahkan agar bangunan liar di Desa Cipayung Datar, Kecamatan Megamendung, Kab Bogor dibongkar(16/1/2013). Enam warga didesa diatas meninggal setelah tertimbun tanah longsor saat tengah beristirahat di rumahnya.

Vila-vila Liar di kawasan Puncak masih berdiri tegak, bahkan bertambah dalam jumlah dan meluas

Jokowi sekarang Presiden RI, bagaimana status sinkronisasi?

Sudah banyak yang dihasilkan oleh Pemda DKI untuk mengurangi banjir Jakarta, seperti normalisasi sungai, pembersihan waduk. Juga pembongkaran bangunan liar di bantaran sungai dan peningkatan luas/jumlah taman.

Apa yang sudah dikerjakan Presiden Jokowi? Terlalu pagi untuk memberi penilaian karena pemerintahan ini baru berjalan 100 hari.

Presiden Jokowi, jadilah Bapak Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia

Dalam sejarah Republik, Lingkungan Hidup selalu diterlantarkan. Bukan diterlantarkan tetapi di hancurkan agar menjadi uang, untuk memperkaya segelintir pengusaha dan pejabat.

Pohon-pohon di hutan dibabat habis untuk kayunya diekspor. Hutan ditebangi agar lahannya dapat ditanami sawit. Kegiatan usaha tambang dibiarkan tak terkontrol, hasil tambang seperti batu bara di ekspor menjadi sumber devisa.

Sumber Daya Alam dijadikan sumber utama dari pembiayaan untuk mendapat pertumbuhan ekonomi terbesar nomor dua di dunia

Inilah kesempatan emas bagi Presiden Jokowi untuk menyelamatkan Lingkungan Hidup Indonesia.

Dimulai penanganan Banjir Jakarta, menyusul Banjir di daerah lainnya diseluruh Indonesia

Kemudian pemulihan Lingkungan Hidup akibat kegiatan usaha tambang

Sukses melahirkan sukses

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline