Lihat ke Halaman Asli

Roberto Armando

pemerhati politik

Partai yang Mengecewakan Itu Bernama PKS

Diperbarui: 15 Agustus 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Logo Partai Keadilan Sejahtera (PKS)/Sindonews.com 

Kecewa merupakan kata yang mewakili banyak orang terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mungkin termasuk sebagian simpatisan dan kadernya. Mereka kecewa karena PKS meninggalkan Anies Baswedan pada Pilgub Jakarta 2024. Padahal, PKS mengusung Anies dalam pilpres 2024, bahkan "memanfaatkan" dukungan tersebut untuk meraup suara rakyat pada pileg 2024. Sebagai contoh, caleg-caleg PKS memasang foto mereka berdampingan dengan foto Anies untuk mendapatkan simpati masyarakat, terutama calon pemilih Anies.

Pada Pilgub Jakarta 2024 PKS berencana untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju demi mendukung Ridwan Kamil. Selain mendukung Ridwan Kamil, PKS menyiapkan kadernya untuk mendampingi mantan Gubernur Jabar itu. Kader PKS yang disebut-sebut mendampingi Ridwan Kamil ialah Suswono, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS. Sebelumnya, PKS berencana untuk mengusung Anies dan Sohibul Iman, mantan Presiden PKS.

Ada dua kekecewaan masyarakat terhadap PKS pada Pilgub Jakarta 2024. Pertama, PKS meninggalkan Anies. Kedua, PKS berencana untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.

Pertama, tentang PKS meninggalkan Anies. Sikap PKS tersebut diibaratkan pepatah "habis manis sepah dibuang". Setelah memanfaatkan Anies untuk meraih suara rakyat pada pileg 2024, PKS meninggalkan Anies begitu saja karena tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk mendongkrak suara PKS sebab ia bukan lagi calon presiden dan tidak berkuasa. Jika Anies menjadi presiden, bisa dipastikan PKS tetap bersama Anies karena Anies berkuasa. Jadi, persoalan ini hanya persoalan mendukung siapa yang terpilih menjadi penguasa. Karena penguasa saat ini adalah Koalisi Indonesia Maju, PKS berencana untuk bergabung dengan koalisi partai pemerintah.

Kedua, tentang rencana PKS bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju. Koalisi Indonesia Maju dianggap masyarakat sebagai lanjutan kekuasaan Jokowi, yang dianggap sebagai rezim bermasalah oleh aktivis dan kaum intelektual (baca 18 dosa Jokowi di Tempo), salah satunya membangun dinasti dan oligarki politik. Selama ini masyarakat menghormati PKS karena menjadi satu-satunya partai yang berani berada di luar lingkaran kekuasaan Jokowi (sebelum PDI-P pelan-pelan keluar dari lingkaran kekuasaan Jokowi menjelang Pilpres 2024). Setelah pilpres 2024, PKS tampak mulai tertarik bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, yang dianggap kelanjutan kekuasaan Jokowi.

Kedekatan PKS dengan lingkaran Jokowi juga terlihat pada dukungan PKS terhadap Boby Nasution pada Pilgub Sumut 2024. Bobby merupakan menantu Jokowi dan dianggap bagian dari dinasti politik Jokowi.

PKS juga sedang membangun komunikasi politik dengan Kaesang dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kaesang merupakan anak Jokowi dan Ketua Umum PSI. PKS akrab dengan Kaesang sehubungan dengan rencana Kaesang menjadi calon Gubernur Jateng.

Kedekatan PKS dengan Koalisi Indonesia Maju dalam sekejap meruntuhkan citra ideologis yang dibangun PKS selama puluhan tahun. Paling tidak selama sepuluh tahun terakhir PKS menunjukkan diri sebagai satu-satunya partai oposisi pemerintahan Jokowi. Selama itu pula PKS dielu-elukan sebagai partai yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai religius, keadilan, dan melawan kezaliman. Sekarang nilai apa yang sedang diperjuangkan oleh PKS dengan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, yang di belakangnya ada Jokowi?

PKS di Sumbar

Di Sumbar, PKS berhasil menginternalisasi Anies pada pilpres dan pileg 2024. Anies bukan kader PKS, tetapi seakan-akan bersenyawa dengan PKS daripada dengan Nasdem, padahal Anies salah satu pendiri Nasdem dan lebih dulu diusung oleh Nasdem. Intinya, PKS sukses menjadikan Anies seakan-akan berasal dari internal mereka. Foto-foto caleg PKS berdampingan dengan foto Anies di baliho dan spanduk. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline