Manyandang status MAHASISWA siapa yang tidak bangga dengan hal tersebut. Bagaimana tidak mahasiswa adalah tingkat tertinggi dari seorang pelajar dimana mahasiswa identik dengan sikap kritis,idealis,dan peka terhadap masalah sosial baik itu masalah-masalah di lingkungan kampus maupun kebijakan pemerintah yang terkadang cenderung tidak berpihak ke rakyat. Dahulu mahasiswa amat diagung-agungkan sebagai seorang pengerak atau dikenal sebagai agent of change oleh masyarakat begitu hebatnya dahulu mahasiswa yang berhasil meruntuhkan rezim soeharto yang diktator dimana kebebasan dan ruang gerak masyarakat dibatasi karena pemerintah soeharto cenderung anti kritik sehingga siapa saja orang yang berani mengkriitik soeharto akan menerima akibatnya seperti menghilang tanpa diketahui kondisinya, dikucilkan di tengah masyarakat dengan isu yang dibuat soeharto seolah-olah orang tersebut berhianat terhadap negara sebagai anti pancasila, dan yang paling buruk adalah kematian yang akan diterima. Kembali ke permasalahan sekarang justru pergerakan mahasiswa cenderung berjalan di tempat bahkan cenderung adem ayem terhadap permasalah-permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat seperti kenaikan BBM, Tingkah para pejabat yang tertangkap KPK karena kasus korupsi, nenek-nenek miskin yang terkena kasus hukum karena kedapatan mencuri karena tidak adanya sumber makanan yang hendak dimakan, hukum yang cenderung tajam ke bawah tumpul ke atas, kasus perselisihan antara kpk dan polri, pejabat daerah dengan dprd mengenai masalah apbd, dan pencederaan badan lembaga KPK yang selama ini gencar menangkap pejabat yang korupsi dengan ditangkapnya pimpinan kpk AS dan BW sampai permasalahan dualisme partai, tapi apa yang terjadi Mahasiswa sekarang cenderung DIAM seperti macan yang terkurung didalam kandang terkekang oleh sistem yang berlaku di institusi bahkan sampai-sampai tidak ada lagi yang turun ke jalan menyuarakan penolakan atas kebijakan pemerintah yang sewenang-wenang lebih mementingkan kepentingan kelompok institusi diatas kepentingan rakyat. Sungguh ironis memang jika melihat mahasiswa dewasa ini yang individualistis tidak peduli terhadap permasalahan sosial masyarakat dan lebih memilih diam seribu bahasa tanpa adanya pergerakan yang menentang kemungkaran pejabat seolah-seoah pejabat merasa diberi keleluasaan oleh para kaum intelektual untuk berbuat seenaknya beda dengan mahasiswa dahulu yang begitu reaktif terhadap permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Mahasiswa dewasa ini lebih sibuk dengan kesenanganya sendiri seperti bermain games sampai larut malam, membicarakan hal-hal yang cenderung tidak penting seperti kisah percintaan, bertemu cewe cantik dijalan, ataupun berfoya-foya konsumtif untuk memuaskan hasrat mereka, hunting baju, aksesoris dsb termasuk mereka yang selalu update terhadap penampilan mereka serta gadget terbaru . Seharusnya sebagai Mahasiswa (Civitas Akademika) Dituntut untu menjalankan tri dharma pt yaitu: 1.Pendidikan dan Pengajaran 2.Penelitian dan Pengembangan 3.Pengabdian kepada Masyarakat untuk poin 1 dan 2 sudah biasa dilakukan banyak mahasiswa didalam kegiatan di perkuliahan mereka sehari-hari, tetapi untuk poin ke 3 sangat sedikit yang peduli mereka acuh tak acuh tidak peduli karena mereka mahasiswa menganggap poin ke 3 dapat menganggu perkuliahan mereka, mereka takut IP mereka turun,lama lulus kuliah, melamar pekerjaan yang penting ip tinggi. tanpa memikirkan soft skill mereka yang kelak dibutukan mau tidak mau mereka akan terjun ke tengah-tengah masyarakat. sebagai penulis hanya ingin berpesan mengabdilah ke masyarakat melalui organsisasi kampus baik organisasi intra maupun ekstra yang sesuai dengan hati kalian kelak akan kalian rasakan manfaatnya ketika kalian bekerja ataupun terjun ke masyarakat. refrensi: http://news.okezone.com/read/2011/05/19/367/458766/mahasiswa-cenderung-pasif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H