Aku ingin membuat pohon natal
Pohon terang untuk satu malam kudus
tapi tidak dari cemara pegunungan.
Bukan pula dari bahan plastik olahan pabrik.
Aku ingin menciptakannya dari sebuah perenungan.
Perenungan yang membawa satu kesadaran
Kesadaran yang terlahir dari kenyataan
Kenyataan yang tak bisa Terbantahkan.
; Raja manakah yang ditolak oleh dunia
Kalau bukan, Raja yang lahir dikandang domba.
; Raja manakah yang bermahkota kawat duri
Itu memang pasti, Raja yang mati di kalvari.
Untuk sebuah pesan sederhana dari surga.
Demi hadiah yang tak tenilai harganya
Sebuah pengorbanan terbesar dalam sejarah
Maka kubuat pohon terang dari keunikan jiwa
ketulusan menjadi batang yang teramat kokoh
cinta adalah daun-daun pelindung
kasih menjelma menjadi lampu yang berkedap-kedip.
Kedamaian menjadi pernak-pernik pohon terangku.
Roberth lhocare Masihin.
Merangkai pohon terang di Desember 2012,
Ujung aspal komplek pelni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H