Lihat ke Halaman Asli

Surat Cinta Untuk Mbah Duka.

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teruntuk Mbah Duka

Pemilik Warung Nasi Sederhana

Di Republik Indonesia.

Tahun lalu kau menangis, piring nasimu diobrak-abrik buldozer Kamtib.

Lalu kau merasa sangat tersakiti dan memilih ingin bunuh diri.

“ untuk apa lagi hidup di Republik ini, jika selalu memperoleh diskriminasi “

Keluhmu itu cuma membentur tembok-tembok gedung pemerintahan.

Bulan lalu, kau juga menangis. Warung kecil yang kau rintis terancam bangkrut.

Harga kebutuhan pokok melambung, seiring janji birokrat yang membumbung.

“ bagaimana harus bersaing dengan restoran cepat saji yang direstui para petinggi negeri“

Lagi, keluhmu itu harus terhenti di tanjakan berliku jalur birokrasi.

Minggu ini, kau juga menangis. Pendidikan si buah hati terancam terhenti.

Sekolah berlisensi Internasional dan Universitas Negeri ternama, kejam menjual kursi.

“ mungkinkah anak-anakku mendapatkan ilmu bermutu untuk bekal hidup mereka kelak “

Keluhmu mewakili resah kaum pinggiran yang terpukul kondisi dengan telak.

Hari ini, keluhmu makin meningkat dan bertambah lengkap.

Warung nasimu kena dipajaki Pemda dan kelompok preman.

Modal kian tersapu oleh tumpukan tebal buku hutang

Menu dagangan dan pembeli, mulai kompak berkurang.

# # #

Duka, anakKU,,tahukah kau, jika airmatamu mengalir hingga surga

Suara tangismu adalah doa-doa yang AKU terima

AKU tahu. semua derita yang mendera, membuatmu setia menjaga asa

Untuk itulah, kini saatnya AKU akan menjawab semua tanya

saat usaha kecilmu di obrak-abrik buldozer Trantib,,AKU setia menjagamu

“ tentunya kau heran mendengar pengakuanku ini “

Saat itu, AKU memang tak menyelamatkan hartamu yang secuil.

Tetapi AKU memilih menyelamatkan hatimu dari dendam dan juga kebencian.

Mungkin kau mengira AKU meninggalkanmu saat warung kecilmu diujung bangkrut.

Tidak. saat itu, AKU tidak meninggalkanmu.

Lalu kau pasti bertanya, dimanakah AKU saat itu.

AKU-lah semangat yang menguasai hatimu, untuk bangkit dari keterpurukan

Duka, mungkin semua pintu hati Para Petinggi Negeri ini akan tertutup untukmu.

Tapi AKU adalah Ilmu yang dibutuhkan oleh buah hatimu

CintaKU menuntun tukang ojek, becak dan supir angkot berhutang diwarungmu.

dan untuk semua itu, setiap harinya mereka akan selalu merindu menu masakanmu.

Roberth Lhocare Masihin

April, 2012. di ujung Aspal Komplek Pelni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline