Lihat ke Halaman Asli

Hati Terakhir yang Tersakiti

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tapak kakiku tercetak ditebal debu

dada ini panas terpanggang matahari.

tubuh yang menunggu lawatan pelangi

Menyimpan dendam hingga membeku…

Aku terjajah dalam putaran hari

tercambuk oleh kejaran waktu

Diperas habis belaian janji-janji

Dipecundangi lugu nada-nada bisu

Kemana lagi melacak embun pagi pergi

Kalau memang ia tak pernah sudi menemani

kidung malam juga latah ikut bersembunyi

aku teramat lelah melempar jaring mimpi

Kini, Malaikat itu melenggang tinggalkanku

Seperti iblis ia pandai memasang perangkap

makin nyata aku dibodohi samar kicau semu

lantas terjebak, tercebur, lalu tertangkap.

Bunuh saja aku jika itu yang kau ingini

Lidah ini telah keluh untuk mengiba

Lekas tikamkan tipu-mu berkali-kali

Bungkamlah aku untuk selamanya

Tapi sebelum aku menutup cerita

Sebelum aku tiba dipintu mati

Maukah kau kabulkan satu pinta

akulah hati terakhir yang kau sakiti

Roberth lhocare Masihin..

Ujung aspal komplek pelni 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline