Lihat ke Halaman Asli

Untuk Tuan dan Nyonya, Makelar Dusta

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuan, dulu kau sapa kami dengan janji.

Hati kami nelangsa dengan beribu mimpi

Diatas Podium Khotbahmu menggelegar segarkan telinga

Mulut kami tersenyum, masa depan terbentang didepan mata..

Nyonya, dilapangan itu kau ikat tubuh kami.

Pesona keibuanmu, Nampak jelas mengayomi hati.

Kau-lah pribadi Kartini yang lama kami rindu.

Dengan sukarela suara kami untukmu di ajang Pemilu..

Tuan dan Nyonya, kini melenggang ke kursi Dewan

Namun janji tak kunjung datang menyapa kami

Mimpi-mimpi sepertinya kini makin menjauhi hari

Cerahnya masa depan memudar dalam lobi ala senayan..

Tuan dan Nyonya Terhormatyang bersidang di Rapat Paripurna

Pada nurani anda, kami serahkan nasib yang lama ditinggal sejahtera

Tapi Dagelan politik yang kalian mainkan didalam Gedung Dewan

Membuat kami percaya, kami telah salah dalam memilih sosok Pahlawan..

Roberth lhocare Masihin.

April 2012, Ujung Aspal Komplek Pelni




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline