Lihat ke Halaman Asli

Sejarah "TOUR de FLORES"

Diperbarui: 12 Maret 2016   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Pemudi dan pemuda Marapokot, Nagekeo, Flores Tengah beraksi di Marapokot Beach yang terkenal itu, siap menyambut TOUR de FLORES 2016"]

"BerAWAL dari NAGEKEO untuk NUSANTARA dan DUNIA"

Robert EppeDANDO (pencetus-penggagas-pendiri "TOUR de FLORES")

Pertengahan Agustus 2015, saya dan Serry Babo Nuwa (pegawai Pemda Kabupaten Nagekeo, Flores Tengah) merancang acara fun bike untuk event ulang tahun Nagekeo pada 8 Desember 2015. Judul eventnya yakni “OKI SATO Fun Bike: Road to TOUR de FLORES 2017.”

Mengapa Oki Sato? Untuk mengenang jejak Jepang di gua-gua Jepang di Mbay, yang turut mencacat sejarah bagi Nagekeo, antara lain Bandara Mbay, dan lainnya, di mana Kapten TASUKU SATO telah ikut mencacatnya dalam memoar pribadinya berjudul “I Remember Flores” yang diterbitkan kembali oleh penerbit Nusa Indah, Ende.

Beberapa kali kami berdua melakukan meeting singkat di Danga dan Marapokot. Lalu, kami membuat proposal, agar sebelum tanggal 8 Desember 2015, kami memiliki sponsor dan pendanaan untuk kegiatan tersebut, “OKI SATO Fun Bike: Road to TOUR de FLORES 2017.” Saya membawa proposalnya ke Jakarta, setelah sebelumnya sudah disampaikan secara lisan via telepon kepada Faustinus Wundu dan Longginus Biaedae.

Setelah saya kembali ke Jakarta pada akhir Agustus 2015, kami bertiga, saya, Faustinus, dan Longginus bertemu dengan Primus Dorimulu di ruang kerjanya di BeritaSatu atau Suara Pembaruan. Primus adalah pemimpin redaksi sejumlah media terkenan di Jakarta antara lain Suara Pembaruan, Investor Daily, Investor Magazine, dan BeritaSatu.com. Dengan serta merta, Primus langsung berkata, “Langsung saja kita urus Tour de Flores 2016.” Namun, kami agak keberatan, karena kami tak punya akses tentang sumber dana dan pihak terkait yang mampu membantu mensukseskan event tersebut. “Saya coba informasikan ke Rizal Ramli tentang Tour de Flores,” ujar Primus.

Beberapa hari kemudian, Rizal Ramli siap menerima kami di kediamannya di Widya Chandra. Akhirnya, kami bertemu di malam hari. Malam itu, hadir pula beberapa rekan dari PB ISSI (Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia). Saat itu juga, Rizal Ramli menyetujui Tour de Flores dan langsung menandatangani surat diposisi kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya. “Mari kita toats dengan air kata-kata, demi Tour de Flores,” seru Rizal saat menjamu kami di rumah jabatannya. Ternyata, Rizal telah mengenal istilah ‘air kata-kata’ alias anggur atau moke/arak/sopi dari rekan-rekannya orang Flores. Malam itu kami disuguhkan dengan beberapa botol wine terbaik dari luar Indonesia, seperti red wine, white wine, dan black wine.

Tidak lama berselang, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mendalami dampak ekonomis dan dampak positif dari Tour de Flores. Rekomendasinya bahwa Tour de Flores layak digelar di Flores untuk memacu pertumbuhan sektor pariwisata di Flores. Menurutnya, melalui event wisata, kita mampu menarik para turis, agar tinggal lebih lama di sebuah tempat wisata, seperti di Flores.

Sejak inisiatif kami berdua, saya dan Serry ditanggapi sangat positif oleh Menteri Rizal Ramli dan beberapa menteri terkait, serta Gubernur NTT dan semua bupati se Flores dan Lembata, maka, kini, event Tour de Flores telah menjadi milik Propinsi Nusa Tenggara Timur, bukan menjadi milik kami berdua lagi. Atau, milik Primus Dorimulu. Kami dan rekan-rekan lain bertugas membantu mensuskeskan event tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline