Lihat ke Halaman Asli

Robby Sopyan

Universitas Alam Semesta

Refleksi Hari Santri Nasional: Pesantren dan Era Digital

Diperbarui: 22 Oktober 2024   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://cms2023.kemenag.go.id/storage/files/shares/Hari%20Santri/Logo%20Hari%20Santri%20Warna.jpg

Robby Sopyan,

Pondok pesantren merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang bangsa Indonesia. Peran serta pengorbanan kaum santri dan kyai begitu besar, baik di bidang pendidikan, pergerakan politik maupun perjuangan fisik. Kini, dunia mengalami kemajuan yang pesat pada hampir setiap lini kehidupan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan sains melahirkan teknologi yang mengubah paradigma masyarakat, dimana dunia yang begitu luas mampu diakses dalam satu genggaman (globalisasi). Kenyataan tersebut mejadi tantangan tersendiri bagi kalangan pesantren.

Penulis mempunyai catatan sederhana bagaimana dunia pesantren merespon berbagai tantangan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Sinkronisasi pelajaran pesantren dengan pelajaran umum

Ibnu Rusyd memiliki gagasan bahwa semua ilmu dan pengetahuan berasal dari sumberyang sama, yaitu dari Allah SWT, baik ulumul syar'i (ilmu kegamaan) maupun ilmu-ilmu umum (matematika, fisika, dan ilmu sosial). Paradigmatersebut bisa diterapkan dengan cara pembentukan pesantren dimana santrinya wajib sekolah, atau jika tidak, ada upaya mengaitkan antara kitab yang dikaji dengan ilmu umum pada setiap pengajian.

2. Penyelenggaraan diskusi ilmiah.

Diskusi ilmiah menekankan santri untuk berpikir menggunakan metode-metode ilmiah. Pesantren bisa menerapkan program diskusiilmiah paling tidak seminggu sekali, dengan memilih tema keagamaan maupuntema sains maupun sosial masyarakat yang sedang berkembang.

3. Penyelenggaraan materi ilmu falak.

Ilmu astronomi pernah menjadi cabang ilmu  yang dikembangkan pada abad pertengahan dimana kekhalifahan Islammemegang kuasa atas peradaban dunia. Saat itu ilmu astronomi disinkronkan untukkebutuhan ibadah umat islam, yang kemudian disebut dengan ilmu falakiyah. Gambaran tersebut seolah menjadi motivasi besar bagi umat islam saat ini, untukmengembalikan kejayaan pengetahuan dengan setidaknya membumikan kembali ilmu falakiyah di pesantren. Karena ilmu falakiyah mengandung unsur pelajaran matematika, fisika dan sesekali menggunakan software kekinian.

4. Menambah keterampilan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline