Saya sangat terkesan dan kagum terhadap seorang nenek parubaya yang umurnya 67, tahun. Namanya adalah Sumiati seorang nenek yang bekerja menjadi tukang pijat dari kampung ke kampung nenek Sumiati ini sudah 20 tahun bekerja sebagai tukang pijat. Perempuan yang akrab di sapa nenek Sumi ini di kenal warga sebagai tukang pijat yang melayani pasiennya di dalam rumah nenek atau pun di di rumah pasiennya. Pasiennya tidak hanya orang dewasa, melainkan anak-anak dan ibu yang baru melahirkan nenek Sumi tidak pernah memilih pasien dia tidak masalah walaupun pria yang harus dia urut.
Selama menjadi tukang pijat, nenek Sumi tidak pernah menetapkan biaya atau harga yang harus di bayar oleh para pasiennya dan menerima imbalan secara suka rela dari pasiennya. Sebelum menjadi tukang pijat nenek Sumi menjadi tukang cuci baju setelah meninggalnya suami nenek Sumi dia berhenti menjadi tukang cuci baju dan beralih profesi menjadi tukang pijat di daerah rumahnya, alasan nenek Sumi beralih profesi adalah karena tidak ada kendaraan untuk pergi ke tempat pekerjaannya sebelumnya karena jaraknya yang jauh. Nenek Sumi ini tidak pernah duduk di bangku sekolah, di anggota keluarganya hanya seorang cucunya lah yang masih sekolah di pondok pesantren sisanya kedua cucunya tidak sekolah.
Nenek Sumi bekerja dari pagi hingga malam yaitu antara jam 06:00 sampai pukul 10:00 malam meskipun begitu tidak setiap hari ada orang yang datang ingin memijat kepada dirinya, nenek Sumi biasanya mendapat panggilan untuk mengurut orang hingga jauh meskipun demikian dia tidak menolaknya karena dia sangat membutuhkan uang untuk menghidupi cucunya dan juga cicitnya.
Nenek Sumi memiliki 1 orang anak dan 3 cucu dan 1 cicit. Anak ibu Sumi meninggal ketika melahirkan anak yang nomor 3 sehingga nenek Sumi lah yang harus membesarkan ketiga cucunya tersebut, 2 cucu nenek Sumi telah menikah dan bercerai tetapi mereka tidak bekerja mereka hanya mengharapkan uang dari pekerjaan neneknya saja, nenek Sumi tidak pernah mengeluh kepada siapa pun meski dia sedang sakit dia tetap bekerja nenek Sumi adalah seorang nenek yang bekerja keras demi menghidupi keluarganya meski hujan dia tetap pergi bekerja ketika ada panggilang orang yang sedang ingin di urut
Belakangan ini cucu nenek Sumiati bekerja sebagai tukang kupas kulit bawang merah, meskipun hanya bekerja sebagai pengupas kulit bawang merah dia tidak mengeluh dan dia bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan meskipun hanya mengupas kulit bawang merah, dia berharap dengan bekerja dia bisa membantu meringankan beban neneknya tersebut yang sudah mulai sakit-sakitan
Selama ini nenek Sumiati dan juga cucu dan cicitnya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah meskipun beliau tergolong orang yang tidak mampu meski demikian dia tetap bersyukur masih bisa untuk makan meskipun pekerjaannya hanyalah seorang tukang urut.
Kisah nenek Sumiati ini bisa menjadi contoh bagi kita semua, karena nenek Sumiati ini tidak pernah mengeluh dan juga putus asa untuk mencari uang meski tubuhnya tidaklah sekuat dulu lagi dia tetap bekerja menjadi tukang pijat yang telah di kerjakan selama kurang lebih 20 tahun belakangan ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H